Perjalanan Menyeberangi Teluk Balikpapan
Teluk Balikpapan memisahkan Kota Balikpapan dengan Kabupaten Penajam Paser Utara (PPU). Masyarakat dari Balikpapan yang menyeberang ke PPU dapat memilih menggunakan tiga jenis sarana transportasi, yaitu kapal feri, speedboat, dan kapal klotok.
Banyak warga yang bertempat tinggal di Balikpapan bertugas atau bekerja di PPU. Ada guru, tentara, polisi, dan ASN lain. Para pedagang lebih banyak lagi. Sebaliknya, ada waega PPU yang bekerja di Balikpapan. Dengan demikian, setiap pagi dan sore hari angkutan penyeberangan itu selalu ramai.
Pada sore hari Rabu tanggal delapan Maret 2023, saya menyeberang dari PPU menuju Balikpapan. Sarana transportasi yang saya pilih adalah kapal klotok. Saya tidak terburu-buru menyeberang. Dengan kapal klotok waktu tempuh hanya sekitar dua puluh lima menit (jarak tempuh sekitar lima kilometer)
Setelah menitipkan sepeda motor di tempat penitipan langganan, saya segera berjalan menuju pelabuhan kapal klotok. Sebelum keluar dari lokasi penitipan sepeda motor, saya melakukan swafoto untuk kenang-kenangan.
Suasana cukup ramai di pelabuhan. Meskipun begitu, saya sempat melakukan swafoto lagi saat akan keluar dari gerbang (gapura) bertuliskan Selamat Jalan dari Kab. Penajam Paser Utara. Jarak dari gerbang ke loket tempat penjualan karcis kapal klotok tidak begitu jauh.
Segera saya ulurkan satu lembar uang kertas sepuluh ribu kepada petugas jaga loket. Satu lembar kertas bertuliskan angka 38 pun saya terima. Angka itu menunjukkan nomor kapal klotok yang harus saya naiki. Saya pun berjalan menuju deretan kapal klotok yang berlabuh.Â
"Nomor 38 habis!"
Terdengar suara dari pengeras suara yang menandakan tiket untuk kapal klotok nomor 38 sudah habis terjual dan kapal akan segera berangkat. Saya pun bergegas naik ke atas kapal. Air laut sedang pasang sehingga ujung kapal agak tinggi. Saya pun harus berusaha untuk dapat naik dengan aman.
Semula saya duduk di luar. Namun, saya merasakan ada titik-titik air mengenai tangan saya. Untuk itu, saya segera berpindah ke dalam kapal. Pengemudi kapal klotok sempat saya potret. Ia cukup cekatan mengemudikan kapal kayu yang cukup lebar itu.
Waktu dua puluh lima menit tiada terasa karena saya selalu menyibukkan diri dengan mengambil gambar (memotret) objek yang saya inginkan.