Selain menyelenggarakan sekolah reguler berciri khas sekolah Islam terpadu,  SMPIT Nurul Hikmah memiliki Pondok Pesantren pula. Sebagian peserta didik ada yang "mondok" dan sebagian yang lain tidak "mondok". Untuk peserta didik yang tidak "mondok" umumnya diantar jemput dengan kendaraan colt berlangganan. Sebagian kecil peserta didik  diantar jemput oleh orang tua atau keluarganya.
Untuk menuju ruang kepala SMPIT Nurul Hikmah, kami harus menaiki tangga. Anak-anak tangga cukup licin jika terkena air. Untuk itu, kita harus berhati-hari saat berjalan naik atau menuruni anak-anak tangga tersebut.
Sudah cukup lama kami tidak berkunjung ke SMPIT Nurul Hikmah. Hal itu kami akui dan diutarakan langsung oleh Pak Damas. Berhubung cukup lama tidak berjumpa dalam suasana santai, kami berbincang agak lama. Banyak hal yang kami percakapkan.
Pak Hanafi selaku pengawas pembina sekolah itu menyampaikan beberapa alasan tentang "jarang"-nya berkunjung. Padahal lokasi sekolah cukup dekat dengan kantor disdikpora. Hal itu pun dimaklumi bersama. Semua mempunyai urusan atau kegiatan yang memang harus dilakukan.
"Bagaimana dengan projek P5, Pak?"
Saya menanyakan tindak lanjut atau progres IKM (Implementasi Kurikulum Merdeka) terkait Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5) bagi peserta didik kelas tujuh.
Pak Damas  menceritakan hal-hal sudah dilakukan dan sedang dijalankan untuk P5 yang dalam setahun minimal dipilih tiga tema dari tujuh tema yang disediakan pemerintah.
Kami pun memperbincangkan tema "Kearifan Lokal". Wilayah PPU adalah daerah yang sedang berkembang atau dikembangkan. Pendatang hadir dari berbagai daerah di Indonesia. Budaya asal dari pendatang sebagian dapat berkembang. Sementara itu budaya dari penduduk setempat yang berjumlah kurang begitu banyak belum dikembangkan secara maksimal. Di situlah tantangan yang dihadapi.
Budaya apa yang harus dikembangkan sebagai "Kearifan Lokal" sementara para pelaku budaya lokal berjumlah sangat terbatas. Demikian pula untuk penentuan pakaian adat atau pakaian daerah yang akan dijadikan pakaian sekolah. Perlu ada kajian mendalam dan keberanian pemerintah daerah untuk segera membuat keputusan terkait pakaian daerah akan dijadikan pakaian sekolah yang harus dikenakan setiap hari Kamis tersebut. Â Â
 Terkait aturan pengggunaan pakaian daerah sebagai pakaian seragam sekolah pada daerah atau provinsi tertentu tidak menimbulkan masalah. Misalnya di Jawa Tengah, Jawa Barat, Sulawesi Selatan, atau Sumatera. Untuk daerah-daerah yang mayoritas banyak pendatangnya tentu akan menimbulkan pro dan kontra saat suatu jenis pakaian daerah diputuskan. Namun, kami berharap hal itu tidak akan menimbulkan konflik di daerah PPU.
Sambil mengobrol kami menikmati minuman dan kudapan basah yang cukup enak. Minuman teh dalam kemasan kotak, air mineral dalam kemasan botol plastik dan kue-kue basah disajikan  di atas meja.