Hindari Penulisan dengan Preposisi "di" jika...
Kata depan atau preposisi "di" berbeda dengan imbuhan awalan "di-". Hal ini perlu saya ulas lagi mengingat masih ada penulis di media online yang belum memahami perbedaan kedua bentuk itu, terutama dalam penulisannya.
Preposisi diikuti nama benda atau nama tempat
Satu hal yang perlu selalu diingat bahwa nama benda atau nama tempat termasuk nomina. Untuk mudah memahami, berikut diberikan contoh kalimat.
- Saya masih di rumah ketika kakek datang. (kata "rumah" adalah nomina; bentuk "di" sebagai preposisi)
- Banyak karyawan dirumahkan karena pabrik kehabisan bahan baku. (di-kan + rumah)
- Mereka masih di dalam gedung. (kata "dalam" adalah nomina, antonim "luar"; bentuk "di" sebagai preposisi)
- Persoalan itu masih didalami petugas. (di-i + dalam)
- Kue itu sudah dimakan adik. (di- + makan)
- Kue itu masih di meja makan. (Frasa "meja makan" adalah nomina; bentuk "di" sebagai preposisi)
- Kami berziarah di makam kakek. (kata "makam" adalah nomina; bentuk "di" sebagai preposisi)
- Kakek dimakamkan sebulan yang lalu. (di-kan + makam)
Dari delapan contoh kalimat di atas, dapat dipahami bahwa preposisi "di" diikuti oleh nama benda atau nama tempat/lokasi. Penulisan "di" tentu saja dipisahkan (diberi spasi) dengan kata yang mengikutinya.
Kita bandingkan dengan kata "dirumahkan", "didalami", "dimakan", dan "dimakamkan". Unsur "di-" daalam empat kalimat tersebut adalah imbuhan atau afiks. Imbuhan memang harus digabungkan (tanpa spasi) dalam penulisannya.
Meskipun kata dasarnya berupa nama benda atau nama tempat/lokasi, kata-kata "rumah", "dalam", dan "makam" berubah menjadi verba (kata kerja) setelah memperoleh imbuhan tersebut.
Imbuhan (afiks) memang dapat mengubah jenis kata atau kelas kata.
Â
Baca juga: Imbuhan atau Afiks Dapat Mengubah Jenis KataÂ
Â