"Lupa" Jangan Dibiasakan
Terkadang kita "lupa" belum makan. Pada lain waktu, kita "lupa" belum beribadah. Kesempatan berbeda, kita "lupa" memberikan hak orang lain yang merupakan kewajiban kita. Untuk hal-hal seperti itu, kita harus mawas diri. Kalau perlu kita membuat catatan khusus untuk hal-hal yang harus dikerjakan agar tidak lupa lagi.
Kata "lupa" memiliki empat makna:
- lepas dari ingatan; tidak dalam pikiran (ingatan) lagi.
- tidak teringat
- tidak sadar
- lalai, tidak acuh
Imbuhan atau afiks yang lazim digabungkan dengan kata "lupa" antara lain:
- peN- + lupa = pelupa
- ter- + lupa = terlupa
- meN- + lupa = melupa
- ke-an + lupa = kelupaan
- ter- + lupa + kan = terlupakan
- meN-kan + lupa = melupakan
Baca Juga: Bentuk "pun" yang Harus Digabung atau Dipisah Penulisannya dalam Bahasa Indonesia
Contoh penggunaan kata "lupa" dan turunannya dalam bentuk paragraf:
Saya sudah mencoba melupakan peristiwa itu. Kejadian yang tidak menyenangkan memang harus dilupakan agar tidak mengganggu pikiran. Sekarang saya mencoba fokus dengan tugas yang harus dikerjakan hari ini. Namun, saya lupa membawa laptop. Saya juga heran, mengapa bisa kelupaan barang yang setiap hari selalu saya bawa ke tempat kerja.
Ungkapan yang sering digunakan dengan kata "lupa"
- lupa daratan = bertindak (bersikap) tanpa menghiraukan harga diri (sehingga melampaui batas); tidak peduli apa-apa
- lupa diri = tidak sadar akan dirinya
- lupa kacang akan kulitnya = tidak tahu diri; lupa akan asalnya
Penajam Paser Utara, 27 September 2022
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H