Hati-Hati dengan Hati yang Luka
Kata "hati" sangat banyak menjadi inspirasi. Rasulullah SAW pernah bersabda, "Ingatlah dalam tubuh manusia itu ada segumpal daging. Kalau segumpal daging itu baik, maka akan baiklah seluruh tubuhnya.Â
Tetapi bila rusak, niscaya akan rusak pula seluruh tubuhnya. Segumpal daging itu bernama qolbu (kalbu). Istilah lainnya hati.
Kata "hati" dalam bahasa Indonesia sangat istimewa. Dari kata dasar hati dapat diberi imbuhan (afiks) yang sangat banyak. Sebagai gabungan kata pun tidak sedikit menggunakan kata hati. Demikian pula, ada peribahasa yang memakai kata hati.
Untuk yang pertama, marilah kita membubuhi atau menambahkan kata hati dengan imbuhan (afiks).
Afiks ber- + hati  = berhati (menaruh hati, menaruh belas kasihan). Dari kata "berhati" dapat dibuat gabungan kata yang cukup banyak, di antaranya: berhati batu, berhati binatang, berhati busuk, berhati emas, berhati keras (keras hati).
Apabila dijadikan kata ulang (reduplikasi) akan menjadi kata "hati-hati" yang bersinonim dengan kata "waspada". Kata ulang itu pun dapat diberi imbuhan "ke-an" sehingga menjadi "kehati-hatian".
Afiks se- + hati = sehati (seia sekata, bersatu hati). Kemudian konfiks "per-an" + hati = perhatian (minat; apa yang diperhatikan).
Gabungan kata dengan kata hati yang sering kita dengar atau kita baca, antara lain: hati kecil, hati nurani, hati sanubari.
Peribahasa yang sering menggunakan kata hati misalnya, jauh di mata, dekat di hati; makan hati berulam jantung.
Ada lagu yang cukup terkenal berjudul Hati yang Luka. Tentu saja bukan arti sebenarnya. Hati yang sedih atau hati yang tersakiti. Bukan hati yang kena penyakit medis seperti hepatitis. Kalau hati  kena hepatitis bisa diobati. Namun, hati yang luka karena berduka agak sulit obatnya.