Beberapa artikel terkait aturan atau kaidah dalam bahasa Indonesia sudah ditayangkan. Ada pertanyaan menggelitik yang muncul, "Untuk apa belajar Tata Bahasa bahasa Indonesia? Bukankah itu urusan anak sekolah, pelajar, atau mahasiswa?
Untuk apa susah-susah belajar kalau tidak untuk menghadapi ujian? Mungkin pertanyaan seperti itu akan muncul dari seseorang yang tidak peduli kualitas bahasa yang ia gunakan untuk berkomunikasi.
Ada tiga alasan seseorang harus belajar bahasa (bahasa Indonesia, khususnya).
Untuk Menghindari Kesalahpahaman
Ada satu kata tertentu dalam bahasa Indonesia yang bermakna sangat berbeda dengan bahasa daerah dengan kata yang sama. Pada suatu kesempatan ada dua orang berbeda suku yang sedang mengikuti kegiatan pelatihan di Kota Samarinda. Mereka berasal dari kabupaten yang berbeda. Peserta wanita bertanya kepada peserta pria yang baru dikenalnya. Keduanya berbeda latar belakang budaya (bahasa daerah tidak sama).
"Malam ini kita tidur di mana, Pak?" tanya si wanita.
Si pria tersipu-sipu malu. Baru kenal sudah mengajak tidur bersama, tentu kurang sopan. Dalam bahasa Indonesia, kata kita sebagai pengganti orang yang berbicara dan yang diajak berbicara. Padahal dalam bahasa daerah si wanita, kata kita bermakna Anda atau Saudara. Seharusnya wanita tersebut bertanya,Â
"Malam ini Anda tidur di mana?"
Untuk Memperbaiki Kekeliruan yang Parah
Ada cerita lain terkait kesalahan pemilihan kosakata. Kata-kata yang mirip atau hampir sama sering digunakan secara tidak tepat oleh sebagian masyarakat kita.
"Nanti kalau uang intensif sudah cair, akan kubayar semua hutangku padamu!"