Tanda baca dalam bahasa Indonesia meliputi: tanda titik (.), tanda koma (,), tanda titik koma (;), tanda titik dua (:), tanda hubung (-), tanda pisah (--), tanda tanya (?), tanda seru (!), tanda elipsis (....), tanda petik ("...."), tanda petik tunggal ('......'), tanda kurung {(......)}, tanda kurung siku {[.....]}, tanda garis miring (/), dan tanda apostrof (').
Dalam kesempatan kali ini akan diulas satu tanda baca, yaitu tanda baca koma. Kapan tanda koma harus digunakan dan kapan tanda koma tidak perlu digunakan?Â
Ada empat belas (14) kaidah tanda koma (,).
Kaidah pertama: Tanda koma digunakan di antara unsur-unsur dalam perincian berupa kata, frasa, atau bilangan. (frasa adalah gabungan dua kata atau lebih yang bersifat nonpredikatif. Dengan kata lain, frasa adalah kelompok beberapa kata). Contoh penggunaan koma sesuai kaidah pertama:
- Laptop, ponsel, televisi, atau kamera merupakan alat elektronik yang dibutuhkan mahasiswa.
- Buku tulis, spidol berwarna, rautan pensil, dan penggaris kayu sudah jarang digunakan di sekolah tertentu.
- Engkau boleh mengambil buku di perpustakaan sebanyak dua, tiga, atau empat buku.
Kaidah kedua: Tanda koma digunakan sebelum kata penghubung, seperti tetapi, melainkan, dan sedangkan, dalam kalimat majemuk pertentangan. Contoh:
- Mereka ingin makan, tetapi ibu belum memasak nasi.
- Gadis itu bukan adik Rudi, melainkan kakak Wawan.
- Ayah mencuci mobil, sedangkan ibu mengepel lantai.
Kaidah ketiga: Tanda koma digunakan untuk memisahkan anak kalimat yang mendahului induk kalimat.
Jika diperbolehkan, kami akan berangkat sekarang juga.
Agar memiliki pengetahuan yang mendalam, kita perlu mengumpulkan informasi dari berbagai sumber.