Kutelusuri panjangnya sungai Citarum
Cadik kecil membawaku
Menaklukan derasnya arus air
Sisi kiri dan kananku
Keramba ikan menghiasi permukaan sungai
Mengacaukan pemandanganku
Mengaburkan ilustrasiku
Aku tertunduk dan kugelengkan kepalaku
Kupandangi sepanjang pantai ,pesisir dan tebing
Remuk tatapanku dibuatnya
Semuanya telah berubah
Tebing yang dulu hijau
Dengan pohon yang rindang menjulang
Pesisir yang dulu tangguh
Kini meranggas dan keropos
Sepanjang alur sungai Citarum
Telah dicakar habis para penggali pasir
Pepohonan tlah tumbang tergerus longsor
Karena tak ada lagi tempat akar mencengkram
Kuusap dadaku.kutarik nafas panjang
Sesak terasa menggemas
Hingga air mata pun tak dapat kubendung lagi
Aku menangis..tapi bukan karena
Aku takut kehilangan
Yang kutangisi anak cucuku
Mungkin tak sempat memandang
Betapa indahnya Citarum
Dan kini tinggal sisa reruntuhan
Yang terbinasakan oleh ego
yang diwariskan kepada mereka
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H