Mohon tunggu...
Supriati Ningsih
Supriati Ningsih Mohon Tunggu... -

melangkah dengan pasti dan optimis,tabah dan sabar menghadapi ringtangan,mensyukuri sekecil apa pun yang didapat

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Dalam Doa

14 Mei 2011   10:54 Diperbarui: 26 Juni 2015   05:42 65
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

( interupsi)

Permadani merah kehitaman t’lah terhampar

Langit upuk barat berhias senja

Kumandang adzan bersahutan

bergetar dalam ruang jiwa

segenggap air wudhu menyejukkan wajahku

serangkai doa pun terikrar

menguakkan pintu sholatku dalam interupsi

tuk sejenak bersimpuh di hadapan Tuhan

Di atas sajadah ini aku bersujud

Kumat-kamitmengagungkan Tuhan

Basah mulutku dengan doa

Kurebahkan jiwaku dalam lirih

Teramat kecil diri ini di hadapan-Mu ya Robb

Rangkaian syukur kuberitakan kepada-Mu

Kupaksa Engkau tuk mengabulkan doaku

Hingga tangisku pecah dalam syujud ini

Aku tak berdaya dengan takdir Tuhanku

Tapi aku berharap tetapkanlah takdir-Mu

Seperti harapanku dalam keputusan

kebaikan-Mu

Aku sadar memang aku tak pantas

jadi kekasih-Mu

Hari-hariku berlumuran dosa dan

Kau tak suka

Tapi ..hanya Kau pemilik ampunan

Berilah aku pengampunan-Mu

Nestapalah aku tanpa magfiroh-Mu

Aku harus berpulang pada siapa?

Sedang diri ini adalah milik-Mu

Aku tak punya tempat kembali

selain pada haribaan-Mu

Tuhan tataplah aku

Pandangilah aku

Ulurkan tangan-Mu dan

Peluklah aku dalam cinta dan kasih-Mu

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun