114 tahun telah berlalu, semangat perjuangan dalam meraih kemerdekaan yang dipelopori oleh pergerakan Organisasi Boedi Oetomo harus terus diperingati sebagai Hari Kebangkitan Nasional. Semangat perjuangan dalam meraih kemerdekaan itu harus terus digelorakan bersama.
Diketahui bahwa pada Tahun 2022 ini, Peringatan Hari kebangkitan Nasional ke-114 mengangkat tema "Ayo Bangkit Bersama" Tema ini diangkat dalam rangka seruan dalam kebangkitan bersama setelah berjuang keras untuk hidup dalam meraih kesehatan menghadapi virus Covid-19 Â mematikan yang telah berlangsung selama dua tahun lebih.
Semangat Boedi Oetomo saya nilai masih sangat releven dengan kondisi Indonesia saat ini yang masih berjuang meraih kesejahteraan di tengah kondisi ekonomi yang hampir lumpuh, suhu politik tanah air yang sudah terasa panasnya, berbagai narasi perpecahan telah digaungkan dan ditambah lagi dengan menjamurnya kasus-kasus korupsi yang ditangani oleh pihak bewenang.
Mengilas balik sejarah jauh kebelakang, pada tanggal 20 Mei 1908, berdirilah sebuah organisasi yang menjadi pelopor pergerakaan nasional anak bangsa yakni Boedi Oetomo. Organisasi Boedi Oetomo merupakan sebuah organisasi pelajar yang bersifat Non Politik.
Boedi Oetomo didirikan oleh Alumni Mahasiswa STOVIA yaitu Dr. Wahidin Soedirohoesodo dan Dr. Soetomo. Dimana arah pergerakan Boedi Oetomo ini lebih berfokus pada pergerakan di bidang sosial, ekonomi dan Kebudayaan.
Yang menjadi pemrakarsa Organisasi Boedi Oetomo adalah mereka tokoh-tokoh cendikiawan dan aktivis Intelektual seperti dr. Cipto Mangunkusumo, Gunawan, Suraji, dan R.T. Ario Tirtokusumo dan beberapa mahasiswa STOVIA (School tot Opleiding Van Inlandche Artsen).
STOVIA sendiri merupakan sekolah Pendidikan Dokter Pribumi di Batavia pada zaman Hindia Belanda. Selain berperan sebagai institusi pembelajar bagi remaja-remaja pribumi STOVIA juga turut menjadi wadah untuk mereka dalam menumbuhkan semangat nasionalisme.
Mengutip ucapan Dr. Soetomo "Selama benteng-benteng Indonesia masih mempunyai darah merah yang dapat membikin secarik kain putih menjadi merah dan putih, selama itu kita tidak akan mau menyerah kepada siapa pun juga" Â
Demikianlah ucapan dari tokoh bangsa yang berusaha menyemangati  para pemuda untuk terus berjuang meraih kemerdekaan.
Saat ini, kita memang sudah merdeka dari penjajahan Belanda dan Jepang. Namun, kita masih sedang berjuang dan bangkit dari keterpurukan dalam meraih kemerdekaan ekonomi demi mewujudkan kesejahteraan sosial bagi seluruh rakyat indonesia.
Sangat ironis sekali negeri yang katanya kaya subur dan makmur ini harus menderita dengan berbagai terpaaan yang menimpa. Kita belum bisa sepenuhnya bangkit dan keluar dari jurang kemiskinan.
Sedang para pejabat dan pemangku kepentingan negeri ini masih berperang melawan egonya sendiri. Bahkan mereka sendiri lupa sedang berperang dengan siapa. Yang pada akhirnya tugas dan tanggungjawabnya ikut terabaikan.