Pembunuhan beruntun kepada angota POLRI merupakan tanda yang serius bahwa Pancasila, ilmu kehidupan (bebangsa dan bernegara) Bangsa Indonesia, sudah hilang dari negeri ini. Tanda-tanda ini pun ditandai dengan meningkatnya perzinahan mulai para pejabat tinggi negara hingga ke rakyat biasa. Indonesia membutuhkan pemimpin yang luar biasa untuk mengembalikan Ilmu Kehidupan Bangsa Indonesia, Pancasila, dengan benar dan baik.
Partai-partai politik dan pemilu sebagai sarana masyarakat untuk mengangkat pemimpin, hanya akan mendapatkan pemimpin yang luar biasa BOHONGNYA, PENGINGKARANNYA, dan PENGKHIANATANNYA kepada Bangsa Indonesia dan NKRI. Maknanya semakin menjauh dan menghilangkan sebagai dasar Indonesia merdeka.
Hanya dengan kembali kepada JATIDIRI BANGSA, yaitu membangun kehidupan kebangsaan Indonesia dan NKRI yang benar-benar didasarkan kepada PANCASILA, Bangsa Indonesia dan NKRI bisa diselamatkan!
Bangun MUSYAWARAH untuk MUFAKAT berjenjang keatas mulai dari RUKUN TETANGGA (RT)/RUKUN WARGA (RW) untuk mengangkat pejabat-pejabat tinggi negara. Bila kita seluruh Rakyat Indonesia tidak memiliki ilmunya, jangan malu untuk kita menggali, mempelajari, dan menerapkan serta mengembangkannya, karena tatanan sistem NKRI itu unique (satu-satunya di dunia), Bangsa lahir dulu baru Negara dibentuk!
JANGAN KITA MENJADI PLAGIATOR DAN KOMPRADOR dengan menerapkan dan mengembangkan ilmu kehidupan (berbangsa dan bernegara)-nya bangsa-bangsa lain, yang dikenal sebagai terminologi zionisme, yaitu membangun kekuasaan berdasarkan pasangan-pasangan sebagai berikut: demokrasi dan uang; pemilu dan partai-partai politik; dan kekerasan dan teror (despotisme). Terminologi ini sangat bertentangan dengan PANCASILA!
Kebodohan dan kesesatan yang telah menjadikan Rakyat, Bangsa Indonesia dan NKRI hidup 'SEAKAN-AKAN' dewasa ini hanya bisa diselesaikan dengan REVOLUSI!
STABILKAN SEGERA PREAMBULE UUD '45. Agus Salim Harimurti Kodri, Kepala GARDUBESAR PEJUANG TANPA AKHIR (PETA), PANGLIMA BINTANG REVOLUSI.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H