Semalam saya mengadakan kopdar di Ancol dengan salah satu kompasianer bernama Waton Mlebu, kompasianer dari bekasi asli Prambanan Jogja.
Kopdar hanya berdua, kami saling kenal lewat kanal bola yang berdarah-darah ini. Perbincangan pun terkesan kompleks tentang kerjaan, agama, politik, budaya, Cak Nun, dan yang tak kalah seru obrolan mengenai bola.
Sebenarnya kopdar ini kita rencanakan untuk melihat timnas di putaran semifinal AFF 2012 di GBK, tapi apa boleh buat timnas kita tak terduga gagal lolos ke fase berikutnya. Yasudahlah kopdarpun beralih plesiran di pantai Ancol saja.
Sampai Ancol pukul 9 malam, setelah sebelumnya kami singgah dulu di Masjid Istiqlal untuk menunaikan shalat magrib dan isya', sambil berdoa agar kisruh ini benar-benar secepatnya selesai yang berdampak pada kestabilan sepakbola Indonesia.
Masuk di pintu Ancol barat dengan harga tiket 45.000 rupiah dengan asumsi 2 Orang 30.00 dan sebuah motor yang kami tumpangi 15.00, harga yang mungkin pantas dan mungkin tidak. Pantas jika di dalam ancol ada hiburan musiknya, bazar, pameran dll. Tidak pantas jika di dalam tidak ada acara apa-apa hanya melihat orang-orang renang di pantai ? Heeeee.... Sedikit menghibur bagi mereka yang suka melihat wanita seksi dengan baju transparan renang di pantai malam hari.
Kami nongkrong pertama di Pantai Carnaval timur, setelah itu kami berpindah tempat di pantai carnaval A seblah barat. Distulah kami berlama-lama menikmati dinginya udara pantai hingga kami pun tertidur sampai pukul 02.20 dinihari tadi.
Lantas kami pun bergegas pulang melawan udara dingin yang begitu menyerang hingga ke tulang. Cukup dingin. Pintu keluar yang dibuka hanya pintu sebelah timur, sehingga kita pun harus melewati areal fenomenal hari ini Hotel Mercure Ancol yang dijadwalkan hari ini dipakai Kongres tahunan KPSI.
Apa hasil pengamatan saya ketika melewati hotel pada pukul setegah tiga pagi?
Parkir Mobil penuh, full hampir tidak tersisa, entah ini gara-gara para voters 81 itu telah berkumpul atau memang ada acara lainnya dari pihak organisasi lain? Saya tidak tahu. Yang pasti kami tidak melihat satupun banner atau spanduk mengenai acara Kongres tandingannya PSSI ini.
Melihat kasus mereka yang mengaku mengusung semangat rekonsiliasi, nyatanya Komite Penyelamat Sepakbola Indonesia (KPSI) terang-terangan menolak dengan sombong undangan Kongres Luar Biasa (KLB) yang akan digelar Persatuan Sepakbola Seluruh Indonesia (PSSI), di Palangkaraya, Kalimantan Tengah, 10 Desember 2012. Padahal kongres inilah yang sah dimata pemerintah oleh Menko Kesra Agung Laksono. Apakah mereka tidak berpikir bagaimana nasib mereka jika tidak menghadiri kongres itu? Ini malah membuat kongres yang hanya buat emosi sesaat saja, entahlah apa ini konggres dandutan lagi seperti dulu atau konggres benar-benar untuk penyelamatan sepakbola, yang pasti saya sewaktu di Ancol ada sebuah panggung yang lumayan besar sedang dirakit serta alat-alat pertunjukkan, seperti sound system, tenda dll. Saat malam itupun kami juga disuguhi lagu dandut plus jawa koplo semalam suntuk oleh pihak pengelola Ancol.
Pihak KPSI, yang notabene didukung sebanyak 81 dari 101 pemilik suara sah atau voters berdasarkan KLB di Solo, sudah tidak mau mengakui keberadaan PSSI.