Bagi rakyat Indonesia, lagu Indonesia Raya merupakan lagu wajib Nasional, lagu Utama di atas segala lagu. Lagu yang tidak memperdulikan kasta, suku, adat, agama maupun golongan dan kepentingan seseorang. Begitulah lambang besar kemerdekaan. Ketika Upacara dinyayikan pada setiap hari senin dan hari besar negara oleh anak-anak sekolah, perkantoran negeri, dan instansi instansi. Berharap rasa kecintaan Indonesia tetap melekat, berharap suatu saat nanti merekalah yang bangga mengakui bahwa mereka berbangsa Indonesia. Bangsa yang dicintai, serta bangsa sebagai saksi hidup dan matinya. Ketika lagu ini terkumandang di pertandingan tim nasional Indonesia, suasana tidak seperti biasanya, aura suporter bagaikan larut dalam persatuan yang kompak dan haru serta bangga bahwa inilah perwakilan Negara. Yang bernyanyi tidak memerdulikan bahwa mereka yang tak pernah sekolah, atau orang kantoran. Semua bernyanyi bercampur menjadi satu tanpa membedakan miskin, kaya, tua, muda, pengangguran maupun pengusaha sukses. Bagi mereka, lagu Indonesia Raya merupakan bentuk mutlak dukungan Nasionalisme, uforia yang tidak akan pernah dirasakan selain bernyanyi di dalam stadion. Berikut link contoh suporter bernyanyi Indonesia Raya, video amatir yang sangat membawa anda langsung hadir disana http://m.youtube.com/watch?gl=ID&hl=en&client=mv-google&v=rxvtISsYVdk atau searching youtube " AFF Cup 2010 Final - Indonesia Raya Anthem by Fans at GBK stadium Jakarta " Indonesia Raya memiliki sejuta makna dan arti, saya akan mencoba memberikan definisi lirik perkalimat dari lagu tersebut. Indonesia Tanah Airku Indonesia terdiri dari 2 unsur tanah dan air, yaitu air laut atau air tawar yang ada di daratan. Kita dilahirkan, hidup, dibesarkan, dan akan mati pula diatas negara ini. Dan selama kita hidup dan dibesarkan, segala sesuatu di dalam tubuh kita berasal dari Indonesia itu sendiri, maka itu dengan kata lain kita dibesarkan dan hidup oleh Indonesia(Ibu Pertiwi). Maka selayaknyalah kita mencintai Tanah Air kita Indonesia ini. Dari liric ini memiliki pesan untuk semangat kecintaan pada Tanah Air. Begitu halnya dengan Timnas Indonesia. Tanah tumpah darahku sebagai kiasan dari tempat kita dilahirkan dan meninggal. Tanah saksi perjuangan pahlawan kemerdekaan. Dan juga sebagai tanah dimana tumbuh seseorang yang akan membela negara dengan berdarah-darah. Dan dimana ada para pedukungnya yang setia. Disanalah aku berdiri jadi pandu ibuku Prinsipnya adalah anak-anak kandung ibu pertiwi (rakyat Indonesia) bisa menjadi pandu/ atau pemimpin yang dapat memimpin negeri ini ke arah yang seharusnya dituju yaitu jalan menuju ‘Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia’. Untuk menjadi seorang pemimpin, membutuhkan sembilan kriteria yang harus dimiliki yaitu Jujur, Berani, Disiplin, Adil, Cakap, Berintegritas tinggi, Cerdas, Bijaksana, dan Sehat. Dari lirik ini memiliki makna semangat untuk Kepemimpinan/menjadi wakil negara untuk sebuah prestasi kebanggaan. Indonesia Kebangsaanku, bangsa dan Tanah Air ku Indonesia merupakan bangsa/negara, Tanah Air, dan satu-kesatuan bangsa kita yang terdiri dari banyak suku, agama, adat, budaya, bahasa, golongan dll. kalimat ini memiliki pesan moral, walau kita berbeda beda, kita tetap satu jua. Walau pun kita berbeda-beda dalam fanatik suporter club. Kita sadar bahwa Timnas itu satu. Yaitu Timnas yang bernama Timnas Indonesia. Tiada bantahan apalagi persengketaan untuk ini. Marilah kita berseru Indonesia bersatu Adalah suatu seruan agar Indonesia bersatu. Satu hal yang perlu kita ketahui adalah ketika ada seruan untuk bersatu berarti secara esensi Indonesia ini belum bersatu, sebab mengapa kita diajak bersatu kalau memang sudah bersatu? Berarti ini benar adanya suatu pertanda bahwa Indonesia sebenarnya belum bersatu meskipun sudah dipersatukan oleh Negara Kesatuan Indonesia. Akan tetapi yang harus kita pahami bersama adalah ‘Satu’ itu bukan hanya berarti dipersatukan oleh Negara tetapi harus bersatu dalam tujuan dan bersatu dalam sebuah Visi dan Misi. seperti dualisme sepakbola kita yang tiada ujung pangkalnya. Bahkan saling mengembosi. Yang terparah hingga pemberitaan miring timnas, dana menpora, sampai kepada suporter yang mendoakan timnas kalah. Ini merupakan pelanggaran dan ke gagalan bahwa kita masih jauh dari pesan " marilah kita berseru Indonesia bersatu" . Semoga bagi yang ilegal merasa cepat sadar diri dan bertobat hormat kepada negara. Ibaratnya seperti dalam sebuah rumah, apalah gunanya seorang yang tinggal dalam satu rumah tetapi selalu saja tidak akur, berkelahi, saling caci maki lempar kesalahan sana-sini. Negara diibaratkan sebagai rumah, dan orang didalam rumah ialah rakyat Indonesia. Dan pada hari ini, bisa kita lihat betapa tidak akurnya orang-orang yang ada di dalam rumah Indonesia ini, jangankan antar club bola atau antar suporter kanal bola kompasiana, antar sesama suku saja sudah tidak akur. Jangankan antar tetangga, antar sesama saudara sudah tak akur. Dari sinilah kita bisa mengambil makna terdalam dari “Marilah Kita Berseru Indonesia Bersatu”. Harapannya ke depan dengan seruan ini Indonesia bisa bersatu seutuhnya. Tanpa konflik separatis, dan konflik dualisme bola tentunya, akan tetapi berseru bukan hanya berarti kita mengeluarkan kata-kata saja, tetapi diiringi dengan suatu perbuatan yang bisa menjadikan Indonesia bersatu, karena apalah gunanya kata-kata tanpa perbuatan. Dan sekarang saatnyalah kita dukung totalitas perjuangan timnas Indonesia secara bersama-sama. Buang ego club masing-masing. Kita katakan. Kami pendukung Timnas Indonesia!!! Dalam lirik ini terkandung semangat Persatuan tanpa perpecahan dan dualisme kisruh. Hiduplah Tanahku Hiduplah Negeriku, Bangsaku Rakyatku Semuanya dari bait ini menyapaikan ungkapan pesan Tanah, Negeri, Bangsa, Rakyat, dan semua elemen-elemen yang ada di Indonesia menjadi hidup Dan tetap menunjukkan eksistensinya mendukung timnas, yang jauh berbeda dari keadaan yang telah terjadi pada hari ini. Maka itu, dibutuhkan anak-anak bangsa yang mempunyai spirit atau semangat yang terkandung pada lirik-lirik sebelumnya yaitu visi semangat kecintaan kepada negara, misi kepemimpinan, dan semangat persatuan. Sehingga terjadilah penghormatan sesuai statuta, hasil JC, MoU, dan sesuai perintah FIFA dan AFC. Bangunlah Jiwanya Bangunlah Badannya Sewaktu kita ingin membangun badan, kita diwajibkan membangun jiwa terlebih dahulu. Jika dikaitkan dengan negara, ketika Indonesia ingin melaksanakan pembangunan daerah, baik pembangunan ekonomi, sosial, fisik, dll, sepantasnya terlebih dahulu dilakukan pembangunan jiwa nasionalisme rakyat dan pemimpin Indonesia berdasarkan point nilai-nilai moral spiritual tetap. yang bersifat ilmiah dan universal. Begitu juga bila di kaitkan dengan sepakbola. Sudah barang tentu kita siapkan dulu rasa nasionalisme kita. Digali sedalam-dalamnya. Lalu kita dukung timnas semampu kita. Tak perduli hasil pertandingan, kalah menang kita arungi bersama. Seandainya sepakbola kita mundur seyogyanya kita jangan malah mencaci maki. Teruslah kita dukung dengan kritik yang sehat, yang tidak merendahkan harkat dan martabat timnas Indonesia itu sendiri. Untuk Indonesia Raya Semua yang dilakukan mutlak demi Indonesia Raya, tanpa kenal pamrih untuk mendukung negara dan timnas. Tak terpungkiri juga kawan-kawan kita terkadang harus bertaruh nyawa demi memakai kaos timnas di negeri seberang. Satu tekad yang kuat. Mendukung negara. Indonesia Raya Merdeka Merdeka Di dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 sangat jelas ditulis bahwa “…dengan selamat sentosa mengantarkan rakyat Indonesia ke depan pintu gerbang kemerdekaan Indonesia…”. Mereka Founding Fathers sejujurnya memahami bahwa Indonesia belum merdeka secara utuh karena mereka cuma mengantarkan sampai ke depan pintu besar gerbang Kemerdekaan. Kalau boleh meminjam istilah Bung Karno, Indonesia belum menyebrangi ‘Jembatan Emas’ itu. Meskipun telah terbebas dari penjajahan secara fisik, akan tetapi Indonesia belum terlepas dari penjajahan ideologi pemikiran dan juga budaya, sehingga Pancasila sebagai corong ideologi murni Indonesia tidak bisa disingkronkan secara gamblang menyeluruh pada hari ini. Salah satu bukti penjajahan yang sangat jelas. Terlihat adalah dieksploitasinya kekayaan alam Indonesia oleh bangsa lain, menimbulkan kekayaan gendut di pihak luar, bukan rakyat atau pemerintah itu sendiri. Jadi makna asal lirik tersebut Ialah sebuah harapan dan cita-cita bangsa Indonesia supaya bisa merdeka dengan seutuhnya. Untuk mewujudkan hal tersebut, maka kembali dibutuhkan partisipasi anak-anak bangsa yang benar-benar ikhlas ingin membangun Indonesia tanpa pretensi dan tendensi apapun. Tentunya tanpa politisasi persepak bolaan kita. Apalagi perjudian, pengaturan skor dan sebagainya. Tanahku Negeriku yang Ku Cinta Kemerdekaan seutuhnya yang dimaksud pada lirik sebelumnya itu meliputi seluruh Tanah dan Negeri yang kita Cintai ini. Indonesia Raya Merdeka Merdeka Dengan lantang kita tunjukkan dengan bangga, kami bangsa yang merdeka, merdeka dari segala apapun yang berbau ketidak adilan, diskrimnasi, mafia bola dll. Kita bangga Indonesia yang merdeka. Hiduplah Indonesia Raya Semua maksud dari lirik-lirik lagu sebelumnya bertujuan agar menghidupkan atau menunjukkan kestabilan Indonesia baik di dalam Indonesia sendiri ataupun di dunia internasional. Dan Negara kita Indonesia bisa akan selalu hidup seutuhnya. Tanpa campur tangan pihak luar, tanpa ada penjajahan lagi, dan dunia suporter Indonesia akan selalu kompak tanpa ada dualisme yang mempolitisir di dalamnya. Semoga! Merdeka! Lantas, tertarikah anda untuk menyayikan lagu Indonesia Raya bagi Timnas Indonesia? Terlepas dari semua kekisruhan sepakbola kita. Hargailah Negara sebaik-baiknya, selama hayatmu masih di negara ini. Timnas adalah Timnas, yang pasti negara luar hanya tahu Timnas Indonesia itu satu. Mereka tidak memandang kisruh, yang dilihat perwakilan kita, yaitu Timnas Indonesia. Alhasil, Sorot tajam mata Sang Garuda semakin menakutkan, tidak kenal putus asa, apalagi menyerah. terkadang ada tetesan air di bawah matanya. Bukan karena tetes embun pagi jam lima, Juga tidak karena hujan yang membasahinya. Tapi, karena kita lupa dengan Sang Garuda, ketika dia kalah. ketika kita diam, Garuda terluka sayapnya, bahkan, kita acuh ketika Garuda terkena peluru sang penembak, Garuda jatuh tak ada yang membantunya. Percuma bila kita bersenandung lagu Indonesia Raya, Jika kita hanya duduk diam di atas sofa. Bahkan kita tenggelam dalam makian terhadap Garuda. Membiarkan Sang Garuda tenggelam dalam nestapa…. Mari kita jadikan Lagu Indonesia Raya bukan hanya sebagai formalitas kita semata. Kita jadikan lagu ini sebagai simbol nasionalisme kebersamaan kita. Garuda harus tetap terbang tinggi menggapai cita-cita yang telah di miliki. Untuk rakyat bangsa Indonesia. Tanpa perlu lagi, Garuda akan menggepakkan sayapnya dengan semangat dukungan kita yang menggelora. Semangat yang tiada batas. Percayalah, apapun yang terjadi. Garuda tetap bersemayam di dada kita. Garuda ada di dadamu. Selamat! Salam Suporter Indonesia. Okta Aditya writer,
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H