Kenapa FIFA/AFC melakukan pembiaran kepada KPSI yang mengaku didukung kisaran 450 klub anggota PSSI untuk melakukan KLB liar?
Karena FIFA/AFC tak menganggap keberadaan mereka sama sekali, yang berjalan dijalur inkonstuta. Eksistensi mereka diakui secara formal dalam bentuk berkas permohonan KLB hasil pengumpulan tanda-tangan di RASN/Pra KLB, yang ternyata berdasarkan verifikasi PSSI; Ditolak!!! Atas nama statuta permohonan KLB ditolak karena tak memenuhi syarat kuorum. Oleh karena itu terhitung sejak penolakan tsb, segala manuver KPSI tidak dianggap dan tak akan mendapat legitimasi apapun dari FIFA/AFC. Tak ada yang bisa melarang KPSI menggelar KLB abal-abal, tapi sebaliknya tak ada kekuatan apapun yang dimiliki KPSI untuk memaksa FIFA/AFC memberikan legitimasi kepada mereka.
Kenapa FIFA/AFC seakan diam melihat manuver La Nyalla Mataliti cs yang menggerakkan banyak klub melawan PSSI, dan berkonspirasi dengan Djoko Driyono membikin 'ontran-ontran' di sepakbola Indonesia?
Karena FIFA/AFC bukanlah polisi atau satpol PP yang memiliki kewenangan mengontrol hak warga sipil di negaranya masing-masing. Tak ada yang bisa menghalangi manuver La Nyalla dan Djoko Driyono. FIFA/AFC sudah memberikan sikap tegasnya dengan menyetujui tindakan PSSI melalui Komite Etik yang memecat 4 Exco pelanggar kode etik. Publik tahu bahwa PSSI sudah mengirimkan surat pemberitahuan kepada FIFA/AFC perihal pemecatan 4 Exco tersebut, dan FIFA/AFC menyetujui 100% bahwa etika organisasi harus ditegakkan. Jadi ibarat La Nyalla cs adalah karyawan perusahaan yang sudah dipecat, apa urgensinya lagi bagi PSSI mengurusi tindak tanduk mereka diluaran sana? Mau La Nyalla jungkir balik atau menabrakkan diri ke KRL atau mau apapun, itu sudah diluar kewenangan PSSI. Itu tanggung jawab mereka pribadi. Dan sikap PSSI adalah representasi dari FIFA/AFC selaku induk dari organisasi PSSI.
Jadi? Jangan mudah terpengaruh opini anda. Apalagi oleh seorang Cocotmeo News, yang saya sebut sebagai manusia punya kecerdasan di level 7 tapi keblinger di level 8. Apakah layak MINUS ONE person dijadikan referensi? Apakah layak manusia yang meramal 12x dan hasilnya meleset 13x jadi panutan?
Gunakan akal sehat anda!!
Hancurkan KPSI !!!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H