Mohon tunggu...
supli rahim
supli rahim Mohon Tunggu... Dosen - Orang biasa

Orang biasa yang ingin mengajak masuk surga

Selanjutnya

Tutup

Cerita Pemilih

Mengurai Perjalanan Nasib Kepala Daerah

27 November 2024   06:11 Diperbarui: 27 November 2024   07:48 100
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bismillah,

Semua ingin jadi raja, ingin jadi pejabat, ingin berkuasa. Mulai dari ketua RT hingga presiden. Bagaimana cara supaya jadi pemimpin, pemegang amanah, pemilik kekuasaan itu tentu soal lain. Tetapi kita ingjn mencoba membahas bagaimana perjalanan nasib kepala daerah itu suatu saat ketika jabatan itu dihisab oleh Allah. Sungguh perjalanan nasib yang mengharukan jika orang tahu bagaimana ujung nasib mereka.

Ketika di dunia

Ketika di dunia para kepala daerah pasti dielu-elukan sebagai orang yang mulia, orang terhormat  orang terpandang. Adakah yang begitu? Ada..semoga kepala daerah pasti menjadi terhornat, terpandang, mulia di mata majusia. Tetapi sangat sedikit bahkan mungkin tidak ada di negara kita karena sistem pemilihan amat jahat amat kejam. 

Mengapa kejam? Karena tidak ada yang akan memilih kita ketika kita tidak mau mengasih uang, mengasih janji, mengasih harapan. Karena itu pasti ada wani piro. Kegiatan wani piro inilah yang menyebabkan kita jadi hina karena ini adalah pekerjaan yang dilarang, dimurkai Allah.

Ketika di akhirat

Di akhirat mereka yang melakukan sogok menyogok pasti mengalami kehinaan bukan seperti mereka di dunia. Mengapa? Karena para kepala daerah yang merupakan pelaku sogok menyogok diprioritaskan untuk diadili pertama kali. Sebaliknya jika mereka tidak sogok menyogok dan adil dalam memimpin maka mereka akan dijamu oleh Allah bak raja-raja karena Allah paling senang dengan mereka yang adil ketika mereka memimpin di dunia. Raja atau ratu yang adil selama di dunia akan dipersiapkan oleh Allah surga penuh kenikmatan.

Menyesal

Namun jika para kepala daerah melamukan kecurangan, melakukan sogok menyofok dalam pilkada dan mempecundangi rakyat selama berkuasa maka mereka akan menyesal selama lamanya. Pagi menyesal, siang menyesal, sore menyesal dan apalagi malam mereka menyesal. Banyak dalam alquran yang membahas tentang penyesalan mereka para pengemban agama yang tidak mwngemban amanah dengan baik. Banyak juga para pengemban amanah yang menyesal di akhirat karena mereka tidak menepati janji. Janji selama kampanye jangan dianggap ringan karena itu janji. Janji adalah jutang maka hutang wajib dibayar.

Merampok uang rakyat

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerita Pemilih Selengkapnya
Lihat Cerita Pemilih Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun