Mohon tunggu...
supli rahim
supli rahim Mohon Tunggu... Dosen - Orang biasa

Orang biasa yang ingin mengajak masuk surga

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Kenangan Indah Bersama Ibu Hj Rahina Merinsan

6 Agustus 2024   01:23 Diperbarui: 6 Agustus 2024   03:37 106
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

 Ismillah,

Jika Musim haji tiba hingga muzim haji usai ingatan terhadap ibu penulis ada lagi, melankolis lagi. Ibu tetap indah dikenang, dan kenangan bersama ibu tetap indah dikenang. Ibu hajjah Rahina tutup usia pada 6 Zulhijjah 1445 H bertepatan dengan 25 Juni 2023 di Mekkah kerajaan Saudi Arabia. Ibu hadir kembali dan kembali. Ibu penulis punya kharisma dan kasih sayang yang tak habis-habisnya ditulis dan dikenang.

Sosok Baik Hati

Di mata penulis sebagai putra sulungnya dan adik-adik penulis ibu hajjah Rahina dikenang sebagai baik hati. Ia adalah seorang istri yang taat kepada suami H A Rahim Hamzah dan baik kepada keluarga, kerabat dan siapa saja yang ia kenal dan bertemu.

Jika ada orang mengajak ibu bertengkar ia skan diam saja. Tidak mau membuka front atau meneruskan kegaduhan. Ia pun tidak cerita kepada siapapun. Ia ingin agar semua kembali normal. Ibu juga tidak kepo dengan urusan orang lain. Ibu hanya menceritakan sisi baik orang lain kecuali orang itu ada kesalahan atau pelanggaran terhadap norma agama. Ia tak segan melarang anak-a akbya untuk tidak mengikuti langkah orang itu.

Pekerja keras dan ikhlas

Ibu hajjah Rahina merupakan sosok pekerja keras tapi ikhlas. Ia punya anak yang banyak yakni 8 orang. Karena itu ia rela membanting tulang membantu suami agar keluarganya tak kelaparan. Teringat dengan peristiwa menanam ubi di tanah saudara perempuannya beberapa dekade silam. Ia sjsk anak sulungnya menemani menanam ubi singkong. Banyak hasil panen ia bawa ke rumahnya di kampung lain lalu tercukupilah menu keluarganya. Pada saat lain ia ambil bambu atau  bemban burung di tempat jauh di hutan lalu ia buat kerajinan tangan dan perabot rumah. Hasilnya ia jual untuk keperluan biaya anaknya sekolah dan makan. Pendek kata ibu merupakan sosok yang pantas diteladani. Ia memang pantas Allah tempatkan jasadnya di kota suci Mekkah. Surgalah yang pantas untuk ibuku.

 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun