Bismillah,
Melalui grup Whatsup subuh hingga siang ini penulis menyaksikan bagaimana dua manusia pemulung di dua belahan bumi. Wilbert dari London. Muhammad syafei dari Jakarta. Dari dikumen BBC London ada video yang menyesakkan hati ketika menontonnya. Pemulumg dari Jakarta memperoleh upah yang minim semtara pemulung dari London memperoleh gaji atau upah yang tinggi.
Miris
Pemulung dari London yang bernama Wilbert  ingin sekali melihat bagaimana kehidupan rekan senasibnya Muhammad Syafei di Jakarta. Wilbert di London bekerja sebagai tukang sampah yang menggunakan truk moden bersama rekannya. Wilbert mempunyai gaji yang tinggi dan pekerjaan yang ringan dengan keluarga yang bahagia. Ini tidak lain karena Wilbert tak nenghabiskan waktunya di dekat sampah.
Lain Wilbert  di London lain pula Muhammad Syafei seorang pekerja sampah di Jakarta. Syafei di Jakarta pakai gerobak sampah dan mengais uang dari sampah itu dengan upah yang murah. Syafei tidak mempunyai truk modern sebagaimana Wilbert di London. Di London masyarakat sudah memilah-milah sampah sebelum memasukkan sambah ke dalam bak sampah. Karena itu jauh lebih ringan unruk mengurus sampah di London dibanding di Jakarta.
Wilbert ke Jakarta
Tidak jelas siapa yang membiayai Wilbert  Jakarta. Bisa-bisa BBC London. Yang jelas sewaktu Wilert merasakan langsung bagaimana kesusahan yang dialami oleh Muhammad Syafei maka dia menangis sejadi-jadinya. Wilbert kemudian mengajak kenalan, sejawat di London untuk mengumpulan uang guna meringankan beban penderitaan Muhammad Syafei di Jakarta.
Wilbert menangis sejadi-jadinya setelah menyaksikan kehidupan Muhammad Syafei di Jakarta. Hidup Syafei lebib tak menentu, gaji atau upah  yang sangat kecil dan tinggal di penginapan banyak sampah.  Sungguh dari kata layak.
Mengenaskan
Dari pengalaman interaksi kedua pemulung yang berbeda negara itu jelas sekali bahwa Muhammad Syafei yang mewakili  ribuan pemulung di Indonesia itu jauh dari kata sejahtera. Sementara itu Wilbert merupakan wakil pemulung dari negara maju secara teknologi hidup layak dan sejahtera. Pemukiman  untuk keluarga Wilbert sangat layak tidak berhampiran dengan sampah.Â