Mohon tunggu...
supli rahim
supli rahim Mohon Tunggu... Dosen - Orang biasa

Orang biasa yang ingin mengajak masuk surga

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Ayahku Ternyata Seorang Pegawai Tinggi di Desa Lubuk Langkap

13 Juni 2024   14:29 Diperbarui: 13 Juni 2024   16:22 59
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bismillah,

Semua kita bangga dengan ayah ibu kita, kakek nenek kita, guru-guru kita, keluarga kita. Kenapa? Karena mereka berjasa dalam perjalanan hidup kita. Penulis mempunyai ayah yang mempunyai pekerjaan sambilan sebagai tukang sadap enau, aren atau kabung. Dari air kabung itu dimasak menjadi gula aren. Cukup untuk biaya dapur dari waktu ke waktu. Tulisan ini menguak pekerjaan ayahku sebagai seorang pegawai tinggi yakni sebagai tukang sadap air kabung atau air sajang, bahsa Bengkulu Selatannya.

Pohon aren

Semua penduduk lubuk langkap air nipis punya tanaman aren di dekat rumah atau di kebun terdekat. Untuk apa? Banyak sekali gunanya. Tandan buah yang baru berbunga diporong untuk disadap air kabungnya. Ijuk pada bagian atas digubakan untuk perabungbrumah dan bisa juga untuk lapisan daun serdang sebagai penguat atap rumah, lumbung padi atau pondok di sawah atau di kebun.

Daun aren yang muda dipakai untuk daun rokok. Setelah dikeringkan dipotong-potong dipak dan diikat dengan karet gelang. Daun rokok dari daun enau ini agak berwarna alias tidak putih.

Pegawai tinggi

Banyak orang bertanya kepada penulis tentang profesi ayah penulis. Tentu saja penulis bangga pada ayahnya yang sebagai petani, pekebun, tukang kayu, tukang batu dan satu lagi beliau adalah pegawai tinggi di desa lubuk langkap. Apa itu? Beliau adalah penyadap enau, aren atau kabung. 

Tiap hari dia pergi memanjat pohon aren lalu mengambil air kabung atau air sajang yang ditadah sejak pagi hari sebelumnya. Lalu diganti dengan penadah baru yang disebut tukil. Tukil ini diasap sejak pagi sampai siang supaya tidak bau untuk ditadah air kabung besok paginya. Begitulah pekerjaan ayahku sebelum pagi hari sebelummke sawah dan ke kebun atau menjadi tukang kayu.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun