Bismillah,
Latar belakang penulis yang asal Lubuk Langkap Air Nipis (sebelumnya Kecamatan Seginim) Bengkulu Selatan punya efek kepada "mindset". Penulis juga pernah menajalsni pendidikan yang cukup lama di Inggeris yang curah hujannya relatif rendah tetapi punya cukup air.Â
Gabungan latar belakang dan pengalaman itu menginspirasi penulis untuk menerapkan konsep "cut and field" di kawasan tempat tinggal. Tulisan ini mengajak pembaca untuk memberikan sumbangan pemikiran untuk mengatasi permasalagan di negara kita dalam hadapi hujan dan kemarau.
Palembang kota rawa
Kota tempat penulis tinggal adalah kota Musi, Palembang Sumatera Selatan. Kota ini sering mengalami dua keadaan yang ekstrim yakni kebanjiran di musim penghujan dan kkeringan di musim kemarau. Pemikiran untuk mengurangi dampak negatif akibat pembangunan pemukiman pada kota yang mempunyai penduduk hampir 2 juta terus berjalan. Salah satu adalah yang pembangunan rumah yang menyediakan ruang kosong di halaman dengan konsep "cut and fill". Penimbunan rawa hanya dilakukan jika dilakukan dari penggalian sehingga terjadi keseimbangan antara jumlah air yang bisa ditampung pada musim penghujan. Dengan begitu tidak terjadi kebanjiran pada musim penghujan dan kekeringan pada musim kemarau.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H