Bismillah,
Sesudah pemilihan umum apa saja mulai dari pilkada hingga pilpres maka tidak perlu ke mahkamah konstitusi. Untuk apa? Kan kita sudah mempercayakan semuanya kepada komisi pemilihan umum daerah untuk pilkada dan Komisi pemilihan umum RI untuk pilpres. Apa saja yang diumumkan terima saja kita mesti ikhlas. Tetapi jika itu normal di mana 100 Â persen rakyat Indonesia bisa dipercaya alias jujur. Masalahnya kita sejak lama sudah jadi banyolan pihak asing. Ada video yang viral yang mengatakan bahwa di AS hanya perlu beberapa jam sesuah pe.ungutan suara hasil pemilu presiden dapat diketahui secara nasional. Di sejumlah neragaAfrika perlu berbulan-bulan. Ternyata di Indonesia hasil pilpres sudah diketahui sebelum pemilu.
Menangis
Setiap kali mendengar dan menonton video itu penulis tak sempat tertawa yang ada hanya tersesenyum kecut. Malu. Dalam hati oh bangsaku sayang bangsaku Malang. Kita sangat kaya dalam segala hal. Tetapi kita dalam hal ini sangat miskin. Bangsa kita dikenal di dunia terkenal sangat curang. Itu sebabnya seorang ulama yang muda gagah berani yang bernama gus Nur asal Jawa Timur yang sering berdakwah keliling Indonesia  dengan lantang melakukan mubahalah artinya bersumpah di bawah kitab suci  alquran agar Allah menghukum pihak-pihak yang curang dalam pemilu.
Jika kita kaya rasa malu
Jika bangsa dan negara kita Indonesia kaya dengan rasa malu maka kita tidak akan melakukan yang tidak patut baik dari kaca mata hukum dunia maupun hukum akhirat. Kita tidak akan curang di pasar. Kita tidak akan curang di pemilu dan kita tidak akan curang dalam semua kehidupan berbangsa dan bernegara.
Jika kita kaya rasa malu tidak akan ada yang korupsi. Jika kita ada rasa malu tidak ada penduduk yang miskin karena sumbernya alam kita sangat melimpah. Jika kita kaya rasa malu maka kita akan mengayomi rakyat miskin papa. Kita akan bangun jalan ke desa yang sangat memprihatinkan. Jika kita kaya rasa malu kita akan bersama-sama memajukan anak bangsa yang saat ini tertinggal.Â
Jagalah negeriku.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H