Bismillah,
Melihat gambar ini penulis teringat puluhan waktu yang silam ketika penulis membujuk ayah dan ibu untuk pindah dari desa asal kami di bengkulu selatan. Pada saat itu penulis batu menjadi dosen honorer di kampusnya di Universitas Sriwijaya Palembang. Sebelumnya penulis mengajak adik no 5 untuk menemani penulis di kota Musi. Pada saat yang bersamaan adik no 4 mau ikut juga. Jadilah kami bertiga tinggal di dalam 1 kamar di mess dosen di perumahan Dosen di bilangan bukit lama Ilir barat 1 Palembang. Setelah itu kami menyewa rumah dosen.Â
Alasan pindah
Kepada ayah dan bunda penulis memberijan gambaran kepada ayah dan ibu bahwa agar adik-adik dapat sekolah maka mereka harus pindah ke kota. Karena jumlah mereka tidak sedikit. Diajak begitu ayah dan bunda sempat ragu tentang susahnya hidup di kota. Yang semangat pindah juga adalah kakek penulis. Katanya dia mau ikut, dia mau mati kota. Benar saja 11 tahun kemudian kakek penulis meninggal setelah menyaksikan kehidupan anak cucunya sudah mulai menamapkkan hasil. Kakek meninggal pada umur 93 tahun.
Sempat mau pulang
Ketika baru 2 bulan merantau ayah dan ibu mengutarakan keinginan mereka untuk pulang ke kampung tetapi penulis meminta bersabar. Alasan ayah masuk akal bahwa beras habis dan pekerjaan belum ada. Alhamdulillah ayah dan ibu memantapkan hati dan pikiran mereka setelah penulis memperoleh lahan untuk dijadikan garapan menanam sayur dan pohon buah. 2 tahun setelah itu penulis melanjutkan studi ke luar negeri.Â
Ada masa ada orangnya
Ketika adik no 5 menulis pada foto selfinya di depan sebuah SMAN di Palembang itu penulis langsung teringat bahwa setiap masa ada orangnya dan setiap orang ada masanya. Begitulah hidup ini selalu berubah, selalu bergulir dan bergilir. Adik no 6 jadi pimpinan di tempat lain. Life must move on dan go on. Tetap jalani hidup ini melakukan yang terbaik. Selamat berpuasa ramadhan semoga Allah terima seluruh rangkaian ibada kita tahun ini. Semoga kita ditemukan lagi pada ramadhan yang akan datang. Aamin yra.
Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H