Bismillah,
Penulis beruntung karena punya istri yang mampu menyenangkan suami. Perhatiam, sempati, empati. Dia adalah Prof Nurhayati. Wanita kelahiran dari keluarga sederhana asal Sekayu Muba Sumatera Selatan. Sejak lama ayah ibunya pindah ke Palembang Sumatera. Tapi suatu saat dia tanya kepada suaminya. Kenapa atuk tak pernah susah? Tulisan ini membahas jawaban oenulis kepada istri saya itu.
Terbiasa
Atuk demikian panggilan penulis dari anak, cucu dan istri adalah ditaqdirkan terlahir dari keluarga miskin tapi kaya, susah tapi senang, ramai walau sepi, menikmati hidup yang hidup yang dari kakek neneknya ayah ibunya penuh canda, penuh cerita kebaikan.Â
Kakek penulis namanya Merinson. Qadarullah arti nama itu adalah anak  yang ceriah, bahagia. Tapi memang kakek penulis sangat ramah kepada orang tua, orang muda, maupun anak-anak. Dia dikenali oleh anak-anak tukang lawak karena suka cerita telur kijang. Anak-anak pasti senang bertemu beliau.
Bawa lima sifat
Genma mau gak menerapkan 5 sifat yang atuk terapkan setiap detik, setiap menit, setiap jam, setiap hari. Apa itu atuk? Perama, selalu bersyukur. Kedua, selalu berzikir. Ketiga, selalu fikir akhirat. Keempat, selalu sabar. Kelima, selalu tawakal kepada Allah. Dengan begitu tidak ada ruang untuk susah.
Oh begitu iya tuk? Iya genma.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H