Mohon tunggu...
supli rahim
supli rahim Mohon Tunggu... Dosen - Orang biasa

Orang biasa yang ingin mengajak masuk surga

Selanjutnya

Tutup

Halo Lokal

Perjalanan di Kampung Lubuk Langkap Air Nipis Selalu Bertemu Pohon

25 Mei 2023   07:08 Diperbarui: 25 Mei 2023   07:45 173
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Halo Lokal. Sumber ilustrasi: PEXELS/Ahmad Syahrir

Bismillah,

Sejak kecil penulis bersyukur karena isi kepala diisi banyak ingatan dan kenangan berupa momen indah dan pohon-pohon. Ketika akan ke sawah, ke kebun atau ke kalangan, penduduk kami disuguhi banyak pohon atau tumbuhan hutan. Jalan ke sawah yang hanya 1500 m ke arah timur lain kita mulai disuguhi pohon kungkil, petai hutan (alai), semak belukar, bambu, macang, ara, kelapa di tengah sawah, kapuk, duria, aren, macang, padi sawah, labu kayu, landur, pisang, jambu bangka dll. 

Di sawah ada pohon nangka, sayur mayur, kelapa, jambu dll. Jika terus ke kebun maka akan terus berjalan di pemtang sawaj, atau air sawah dan seterus banyak pohon pisang, kungkil, kepahyang, kayu hutan dll. 

Momen yang indah

Berjalan ke mana saja di Lubuk Langkap air nipis bengkulu selatan selalu bertemu pohon yang bisa diambil untuk dijadikan makanan baik untuk menu utama atau sekedar untuk lauk makan bersama nasi. Kemang, durian, nangka, kungkil, petai, ara ada di mana-mana. Jika musim buah sudah datang naka penduduk Lubuk Langkap Air Nipis akan mencari buah yang jatuh terutama buah kema g, buah sengkuang, buah cempedak dan buah durian. 

Mencari buah durian hutan yang dikenal dengan buah "selebang, durian daun" merupakan kebiasaan yang sangat menyenangkan. Mengapa menyenangkan? Karena buah selebang banyak dan manis. Meaki buahnya kecil tetapi tidak memabukkan. Tidak seperti durian tanaman, durian hutan daging buahnya lebih tipis tetapi tak memabukkan.

Selesai itu ada lagi pencaharian buah hutan yakni kemang dan buah sengkuang. Pencaharian buah kemang dan buah swngkuang dilakukan pada pagi hari. Banyak cara digunakan untuk memperoleh buah kemang atau sengkuang tetapi semua memperoleh bagian. Yang lucunya buah kemang atau pohon sengkuang itu dianggap milik bersama jadi. Semua berhak memperoleh buah dengan cara membagi petak tanah disekeliling pohon itu. Diberi tali atau pembatas untuk A, B, C, D, E, F dst. 

Supaya buah pohon jatuh meka visa diberi sembilu dari pohon bambu tua lalu diberi cabe waktu disayatkan pada kulit pohon secara bersamaan. Entah karena ada proses fisiologis atau atau hal yang bersifat magik maka buah sengkuang atau kemang jatuh pada bagian pohon yang diberi sembilu bambu dan irisan cabe.

Asyik juga jika dikenang.

Jayalah kita semua.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Halo Lokal Selengkapnya
Lihat Halo Lokal Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun