Mohon tunggu...
supli rahim
supli rahim Mohon Tunggu... Dosen - Orang biasa

Orang biasa yang ingin mengajak masuk surga

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Banyak Pelajaran Berharga dari Acara Menikahkan Anak

9 Mei 2023   08:09 Diperbarui: 9 Mei 2023   09:47 95
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bismillah,

Awal Mei 2023 ini banyak sekali momen yang haru, sedih, melankolis. Menikahkan anak gadis penulis dengan pemuda pilihannya adalah momen yang tidak mudah untuk dijalani dan dilewati. Anak gadis penulis tergolong pintar dan baik hati. Dia menjalani pendidikan dokter di PTN di kota kami. Tentu mendidik anak gadis ini bukan mudah apalagi anak penulis ada 5 orang. Yang pertama dan kedua sudah menikah, kedua sudah, ketiga belum, lalu yang keempat menikah awal Mei 2023 ini.

Lain anak lain pula cucu

Ketika anak gadis mau menikah, sebagai ayah penulis gembira tapi juga sedih. Gembira karena tugas sebagai ayah sudah selesai. Tanggung jawab akan berpindah kepada suaminya. Semoga samara. Sisi sedihnya adalah akan berpisah karena mereka tentu akan mencari pondokan dan usaha sendiri inshaa Allah.

Dalam acara itu ada dua cucu penulis dan istri datang dengan ayah ibunya dari Malaysia. Juga datuknya ikut. Mereka sudah lama tak pulang ke rumah kakek neneknya karena ada wabah covid 19. Berada di rumah penulis cucu perlu adaptasi karena cuaca yang tak sama, lingkungan yang berbeda dengan tempat tinggal mereka di Malaysia. Belum lagi makanan yang berbeda.

Pada hari pertama dan kedua mereka sakit batuk flu. Tentu saja ini merupakan momen yang tidak nyaman karena takut menganggu cucu jika akan diajak bermain. Begitu.mereka sehat pemulis ajak ke sana dan kemari. Di halaman sempat keliling kolam, keliling rumah. Mereka tanya itu tanya ini.

Perpisahan di airport

Waktu cepat berjalan penulis dan istri langsung mengantar cucu, ayah, ibu mereka serta datuk ke airport. Kami berencana makan siang di rumah makan simpang bandara. Dan itu terlaksana. Tapi cucu dikasih makan oleh ibunya di dalam pesawat.

Di air port momen melankolis terjadi. Istri pergi mencari makanan untuk cucu berupa kemplang dan telwan mentah sementara cucu, ayah ibu mereka dan daruk bergegas ke atas karena takut boarding segera dimulai. Dipercaya genma (nenek) paninggilan untuk sang nenek pergi jauh maka momen bertemu kembali sulir dilakukan. Benar sekali hanya penulis (atuk mereka) yang bertemu.

Pada saat itu cucu tertua dari anak kami yang nomor 2 yang bernama alisha ramadhani menangis karena tak jumpa dengan genma. I want to meet genma hiks hiks. Penulis terharu menemui cucu menangis. Akhirnya kami tetapon melalui WA. Itupun belum bisa. Setelah beberapa menit kami terhubung melalui VC dan momen haru terjadi lagi. Kami janji akan menemui cucu jika pesawat PLM KLIA buka lagi september yang akan datang. Kelu rasanya kerongkongan ditinggal jauh oleh cucu setelah berjumpa hanya 5 hari. Itupun mereka hanya melihat atuk dan gema 2 hari berturut-turur di atas panggung resepsi tante dan om mereka - Nurul dan Faris.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun