Mohon tunggu...
Supli Rahim
Supli Rahim Mohon Tunggu... Dosen - Pemerhati humaniora dan lingkungan
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Upaya-upaya Supaya Keluarga atau Negara Tak Bubar

12 Januari 2021   06:34 Diperbarui: 12 Januari 2021   06:39 168
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bismillah,

Berdirimya sebuah negara itu mirip dengan keluarga. Keluarga itu awalnya dirajut oleh adanya kemesraan dan penderitaan penduduk yang ada di dalamnya. Penduduk di dalam sebuah keluarga melalukan kesepakatan-kesepakatan tentang apa tujuan berkeluarga, apa aturan main dan tentang banyak hal lainnya. 

Begitu juga dengan penduduk di sebuah negara. Mesti melakukan kesepakatan-kesepakatan tentang apa yang menjadi tujuan negara, apa aturan main dan banyak hal yang mesti disepakati. Tulisan ini mencoba membandingkan banyak hal antara keluarga dan negara.

Kesepakatan awal

Dalam kesepakatan awal keluarga dan negara memiliki tujuan yang mirip. Apa itu? Pertama, melindungi segenap anggota keluarga dan tanah tumpah darah keluarga. Kedua, mencerdaskan kehidupan keluarga. Ketiga, memajukan kesejahteraan anggota keluarga. Keempat, ikut melaksanakan ketertiban di luar keluarga atas dasar perdamaian abadi.

Demikian juga dengan tujuan negara. Pertama, melindungi segenap bangsa dan tanah tumpah darah bangsa itu. Kedua, mencerdaskan kehidupan bangsa. Ketiga, memajukan kesejahteraan umum. Keempat, ikut melaksanakan ketertiban dunia atas dasar perdamaian abadi dsb.

Jalankan prinsip utama

Berkeluarga mesti dijalankan atas suka sama suka yang menghasilkan kemesraan antara pihak-pihak yang bersepakat untuk bersatu dalam sebuah keluarga. Mulai dari suami, istri, anak, mertua, saudara, ipar, paman bibi, kakek nenek, keponakan dan keluarga jauh. Kemesraan demi kemesraan mesti dijadikan amalan hari hari bukan kemarahan dan kebencian di antara keluarga. Supaya apa? Supaya keluarga tidak bubar.

Demikian juga sebuah negara. Komponen-komponen anak bangsa harus dibina dengan kasih sayang, cinta mesra sesuai dengan yang terjadi atau jadi amalan para pendiri negara. Kesampingkan perbedaan terapi utamakan persamaan. Hanya dengan begitu negara akan adem, tidak bubar.

Para pengelola negara mesti sabar dan sabar. Para penduduk negara juga mesti sabar dan sabar. Begitu juga pengelola negara mesti mengayomi bukan menyatroni. Pengelola negara mesti memeluk penduduk negara itu bukan menggebuk. Pengelola negara mesti membuat penduduk aman bukan membuat penduduk tidak aman.

Mengalah bukan berarti kalah 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun