Mohon tunggu...
Supli Rahim
Supli Rahim Mohon Tunggu... Dosen - Pemerhati humaniora dan lingkungan
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Pamanku M Djalim, Pedagang dan Petani yang Sukses

15 November 2020   12:35 Diperbarui: 15 November 2020   12:47 417
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Saling menguntungkan

Ketika paman ikut keluarga ayah kami merasa beruntung karena paman menjadi penjaga anak-anak ayah yang bersekolah. Adanya paman kami terawasi dan terbimbing sekolah ketika ada PR. Paman juga belajar hidup mandiri dengan jalan membuat kebun sendiri di sebelah kebun keluarga ayah. Paman dari keluarga ibu kebunnya di sebelah kebun ayah, tepatnya di bagian selatan dan timur kebun ayah. Kebun paman Djalim, adik ayah yang perempuan Siti Khadijah serta keponakan ayah Asdin Ganal ada di bagian sebelah utara kebun ayah.

Pondok bertetangga

Kebun kopi kami cukup luas karena dibantu kakek dan nenek. Dalam perjalanan waktu, pondok kebun ayah berada berjejer mendekati sungai. Di tengah ada pondok kebun Ayah, kemudian pondok bibik, pondok paman agak ke utara sedikit, lalu di barisan yang sama pada bagian selatan ada pondok Wanda Wasim, abang ibu saya. Ketika sama-sama di kebun kami sering begadang sambil cerita atau main gaplek.

 Merantau ke kota

Ayah saya ingin sekali anaknya jadi orang. Saya banyak mendapat cerita tentang keutamaan orang yang menuntut ilmu sampai ke perguruan tinggi. Paman saya punya banyak teman dan bahkan temannya satu meja dan satu bangku kala itu sudah jadi dosen. Pamanku Djalim menekuni profesi pedagang kopi dan petani kopi. Di mata keluarga kami, keluarga paman lebih makmur. 

Tunjuk ajar dan cerita motivasi paman masih punya dampak yang berbekas dalam sikap dan cita-cita saya. Pertemuan dengan paman masih sering terjadi biasanya setiap akhir semester. Bearti 6 bulan sekali kami ketemu biasanya paman meminjam senjata api milik seorang tentara. Paman saya adalah seorang jago tembak. Sangat sering beliau mendapat rusa, minimal dapat kijang.

Sekolah ke LN

Hubungan saya dengan pamanda Djalim terputus tetapi digantikan anaknya Jamas Rahadi yang kala itu masih duduk di Sekolah Menengah. Adi sering berkirim surat dengan saya yang 5 tahun di Inggeris. Kegiatan seperti itu tentu saja memotivasi adik-adik saya, yang merupakan anak-anak paman saya itu. Bangga dapat surat dari LN. Sayangnya setiap datang surar saya dari  negeri Pangeran Charles itu perangkonya sudah diambil orang. 

Pamanda punya 7 orang anak.

Saya bangga dengan paman saya karena anaknya banyak. Ada 7 orang anak yang sudah menikah dan semua punya anak. Artinya paman saya sudah punya banyak cucu. Terakhir ada cucu paman yang sudah menikah. Pada akhir tahun ini paman saya yang sudah berumur lebih dari 70 tahun itu mengharapkan doa kita semua khususnya penulis agar tetap dikaruniai kesehatan yang prima. Aamin yra. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun