Banyak meminta ampunan
Meminta ampun atas dosa dan kesalahan sendiri dan meminta anpunan bagi muslim seluruhnya adalah hal yang mesti dilakukan oleh para ulama, para pemimpin setiap waktu. Mengapa? Karena hidup di dunia ujungnya adalah penyesalan. Kenapa? Karena jika tidak sesuai dengan apa maunya Allah, pemilik  alam semesta ini akan menyesal dan menyesal.
Dari dulu sampai hari kiamat penghuni permukaan bumi ini adalah orang-orang yang menyesal. Dari Adam, manusia pertama memang bermakna "orang yang menyesal". Kata kerja menyesal adalah "nadama". Jamak dari orang yang menyesal adalah "nadimin".
Untuk mengurangi rasa penyesalan itulah maka diutus banyak para nabi dan rasul. Langkah pertama adalah membangun keyakinan bahwa hanya Allah yang pantas disembah. Selain Allah tidak pantas diibadahi.
Langkah kedua adalah mentaati Allah dan rasulNya. Itu sudah ada dalam kitabNya, alquran. Sebagai petunjuk, informasi tentang petunjuk dan pembeda yang haq dengan yang bathil. Adil mesti yang diutamakan, berbuat baik selanjutnya, baru berbuat baik kepada kerabat.
Kesalahan kita terbanyak di sini. Adil jarang diutamakan. Tetapi berbuat baik kepada kerabat dulu. Ini adalah sumber penyesalan manusia, para pemimpin. Para orangtua. Para pembuat kebijakan.Â
Langka ketiga, berbuat baik berdasarkan keyakinan, menggunakan ilmu pengerahuan dan teknologi dan seni. Dalam mengelola hidup dan kehidupan ini kita mestinya didasari oleh kerja hati, jadi mesti hati-hati sehingga tidak menyebabkan orang atau rakyat sakit hati. Iptek membantu kita untuk dimudahkan urusan. Seni agar semua jadi indah dan lentur. Tetapi agama membantu kita menjadi hidup terarah dan barokah serta mati masuk surga.
Kebanyakan manusia gagal dalam hidup dan mati adalah karena tidak mendasarkan agama sebagai landasan utama. Maka kita bermohon kepada Allah  agar Dia menambatkan hati kita pada agamaNya, bukan pada harta, tahta dan wanita (baca: pasangan) kita.Â
Banyak berselawat kepada nabi "Allahumma shaliala muhammad" adalah hal yang patut kita lakukan kapan saja, di mana saja maka hati akan menjadi hidup. Hati yang mati salah satunya karena jarang atau tidak pernah berselawat kepada nabi. Bahkan suatu pertemuan yang ranpa dibaca selawat kepada nabi adalah sumber penyesalan pada hari kiamat. Demikian juga jika suatu keputusan dibuat tanpa banyak verswlawat kepada nabi hasilnya adalah sumber penyesalan, sumber kerusakan. Mengapa? Karena terbukti tidak barokah.
 Wallahualam bishawab.
Jayalah kita semua.