Bismillah,
Setiap jumaat Allah memberikan kesempatan kepada khatib untuk menyampaikan tiga ayat penting yakni pertama, "Hai orang-orang yang beriman bertaqwalah kamu dengan sebenar-benar taqwa dan janganlah kamu mati sebelum kamu muslim", kedua, "Sesungguhnya Allah memerintahkan untuk berbuat adil dan ihsan, berbuat baik kepada kerabat", ketiga, "Ya Allah ampuni semua orang beriman laki-laki dan perempuan, dan semua muslim laki-laki dan perempuan". Tulisan ini mencoba membahas implikasi dari perintah-perintah Allah tersebut.
Modal dasar para pengelola negeri
Siapapun kita adalah manejer. Siapapun kita jika ada iman di dada berarti adalah orang yang ada iman. Maka orang yang ada iman perlu melatih dan "memaksa" setiap diri agar mentaati perintah Allah dan meninggalkan laranganNya dengan sebenar-benarnya. Dengan modal taqwa maka akan Allah jamin kecukupan seluruh kebutuhan hidup kita, sebagaimana termaktub dalam QS Athalaq ayat 2.Â
Taqwa adalah sifat kehati-hatian dalam bertindak. Orang bertaqwa juga dicirikan oleh sifat memaafkan kesalahan orang lain, menahan marah. Tetapi orang bertaqwa juga mendengarkan pendapat orang lain tidak mau enak sendiri. Orang taqwa juga peduli kepada sesama. Orang taqwa juga mengasihi orang miskin dan anak-anak yatim piatu.
Berbuat Adillah
Alhamdulillah syukur bahwa para pendiri negara memasukkan kalimat "keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia" dalam pembukaan UUD 1945 dan dalam sila kelima Pancasila. Hanya saja dalam realita perlu saling mengingatkan. Itulah gunanya para kritikus, itulah gunanya para ahli, para ulama. Pemerintah jangan apriori kepada para kritikus karena mereka itu adalah orang yang mendapat petunjuk, kadang,-kadang mereka itu adalah orang terpelajar.
Adil itu sebenarnya mesti dimulai dari setiap pribadi. Tidak makan berlebihan, taat kepada Allah, menghormati orangtua, berbuat baik kepada sesama, tidur yang cukup adalah contoh keadilan kepada diri sendiri. Berbuat dosa tanpa bertaubat, kufur nikmat, zalim keoada orang lain adalah contoh tidak adil.
Akibat ketidakadilan
Ketidakadilan itu dampaknya sangat luas. Ada penduduk kota yang melihat ketidak adilan dalam pembangunan. Misalnya kota A bagian pusat kotanya diprioritaskan dengan pembangunan pusat perbelanjaan dan perkantoran. Maka bagian lain dari kota itu menjadi terabaikan. Rakyat merasa ketidak-adilan sedang terjadi. Maka sangat sering penduduk yang berada di daerah yang tak tersentyh pembangunan itu pindah ke daerah lain. Mereka tidak mengungkapkan itu secara terang-terangan tetapi melalui media sosial, melalui tulisan di internet.
Akibat ketidak-adilan penguasa juga masyarakat menjadi antipati kepada pemerintah. Mereka malas membayar pajak, mereka malas mendukung program pemerintah dan sebagainya. Banyak pembangkangan oleh anak negeri, banyak terbentuknya kelompok separatis, kelompok pembangkang adalah manifestasi karena adanya ketidak-adilan di negeri-negeri itu.