Bismillah,
Musa adalah lambang manusia penyelamat. Kedatangannya di bumi Mesir sangat diharapkan oleh Bani Israil karena semua anak laki-laki dibunuh oleh Firaun, raja Mesir kala itu. Sejak kecil hidupnya selalu dalam ancaman, hendak dibunuh Firaun. Setelah dewasa dikejar-kejar Firaun sehingga menyelamatkan diri mengembara. Dia menjadi pekerja di rumah nabi Syuaib selama 40 tahun. Setelah itu nabi Musa diangkat jadi Nabi, utusan Allah untuk membebaskan Bani Israil.
Nabi Musa dan Sungai Nil
Nabi Musa as tidak bisa dipisahkan dengan umat Islam karena di dalam alquran sendiri nabi Musa disebut sebanyak 136 kali. Jumlah nabi yang terbanyak disebut dalam alquran.  Sewaktu bayi ibunya Musa sangat khawatir akan kesalamatan anaknya. Berkah ilham Allah ibu Musa menghanyutkan bayi Musa di Sungai Nil menggunakan peti. Dengan pengawasan Allah Musa dihanyutkan lalu diambil oleh Permaisuri Firaun (QS athoha ayat  39). Nabi Musa selanjutnya disusukan oleh ibunya sendiri (Q S Alqosas ayat 7).Â
Sungai Nil adalah sungai terpanjang di dunia. Panjang sungai ini lebih dari panjang Indonesia dari Sabang sampai Mearuke yang hanya 5000 km. Panjang Sungai Nil lebih dari 6500 km.
Pelajaran dari nabi Musa
Ketika kisah Musa banyak disebutkan dalam al-Quran, menunjukkan bahwa Allah menghendaki agar kita banyak merenungkan perjalanan hidup kita. Mengambil pelajaran tentang bagaimana ujian berat yang dialami Musa. Dari mulai menghadapi Firaun, hingga menghadapi Bani Israil yang keras kepala.
Hidup di dunia ini pada hakekatnya adalah berada di rumah ujian. Pagi petang, malam siang, kaya miskin, di kota dan di desa penuh dengan ujian. Apalagi untuk mereka yang dipilih oleh Allah sebagai nabi dan rasulNya. Semu nabi-nabi penuh dengan ujian.
Kita sebagai umat muslim mesti bercermin dengan kehidupan nabi Musa as. Penderitaan demi penderitaan demi penderitaan mesti dijalani demi meraih keberhasilan.Â
Berkenan dengan nilai edukasi dan implementasi karakter nabi Musa pada masa kini bahwa kisah nabi Musa menunjukkan beberapa pendidikan karakter kunci kesuksesan dunia akhirat itu adalah menjadi manusia yang beriman kepada Allah atau menjaga keimanan seutuhnya kepada Allah, mengamalkan segala perintah Allah dan menjauhi larangan-Nya dan menjaga hubungan baik sesama manusia dengan akhlak yang mulia. Hal tersebut menjadi kunci utama manusia dalam menghadapi problematika kehidupan masa kini.
Menunggu kedatangan Musa