Mohon tunggu...
Supli Rahim
Supli Rahim Mohon Tunggu... Dosen - Pemerhati humaniora dan lingkungan
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Pelajaran Berharga dari Nabi Musa

2 Oktober 2020   09:23 Diperbarui: 2 Oktober 2020   10:42 546
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Indonesia mempunyai kondisi yang tidak berbeda dengan Mesir dalam konteks bahwa keduanya mempunyai penduduk yang mayoritas muslim. Tetapi dalam perjalanan Mesir lama dipimpun oleh Firaun. Firaun memerintah Mesir lebih kurang 350 tahun.

Firaun adalah lambang pemimpin yang sewenang-wenang dan menyombongka  diri dengan tuhannya. Bahkan dia sendiri mengkau tuhan. Pada suatu dia memberi contoh bagaimana dia maha kuasa. Dia minta ambilkan dua orang manusia lalu dia minta keduanya berdiri di atas panggung.  Yang satu dia tebas dengan pedang tajam. Untuk membuktikan bahwa dia "powerful". Dia bisa menghidupkan atau mematikan. Yang satu lagi dia tidak tebas. Itu bermakna dia bisa menghidupkan.

Apakah Firaun pernah berkuasa di Indonesia? Jawabnya: pernah. Pendudukan oleh Belanda dan Jepang merupakan simbol berkuasanya Firaun untuk Indonesia. Mereka berkuasa 350 tahun. Mereka menggunakan politik adudomba, politik kotor, menipu, menzalimi, tidak adil dan segala macam kesewenang-wenangan. Belanda cukup kejam dalam menjajah bangsa Indonesia. Tetapi Bangsa Jepang lebih kejam lagi.

Sejak merdeka banyak rakyat yang sudah makmur, tetapi banyak juga yang belum makmur. Ketidakmerataan pembangunan di antara daerah oyonom, di antara pulau-pulau itu merupakan bukti bahwa Indonesia mesti terus berbenah diri..

Banyak peristiwa yang masih tragis yakni ketika darrah-daerah pemghasil sumberdaya alam strategis seperti minyak, gas, batubara, timah, emas dan sebagaiya. Data dari BPS menyatakan bahwa Riau, Aceh dan Sumsel merupakan penghasil SDA strategis tetapi masih banyak penduduknya yang miskin. Ini paradoks kenapa laya tapi miskin.

Dari kenyataan ini pemerintah Indonesia mestinya selalu menyempuranakan kebijakan yang pro rakyat. Peraturan bahwa daerah penghasil barang tambang strategis harus dinaikkan mencapai 35 persen. Yang selama ini penduduk setempat hanya dapat dapak negatif dari pembangunan.

Jayalah Indonesia.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun