Mohon tunggu...
Supli Rahim
Supli Rahim Mohon Tunggu... Dosen - Pemerhati humaniora dan lingkungan
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Selalu Berkata Baik atau Lebih Baik Diam

28 Agustus 2020   04:48 Diperbarui: 28 Agustus 2020   05:08 369
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Bismillah,

Berbicara yang baik-baik atau lebih baik diam adalah tuntutan pada zaman kekinian. Kenapa begitu? Karena ini ajaran nabinya orang islam. Islam itu adalah agama langit yang pertama dan yang terakhir.

Akhir-akhir ini kita berada di zaman fitnah, zaman informasi, zaman digital.  Zaman ini sedang terjadi euphoria "berbicara senaknya, menulis seenaknya". Tulisan ini membahas pentingnya untuk selalu berbicara yang baik-baik saja atau lebih baik diam.

Landasan naqli

Pembicaraan kita dalam tulisan ini adalah hadist nabi Muhammad saw berikut:

Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda,

"Barang siapa bisa memberikan jaminan kepadaku (untuk menjaga) sesuatu yang ada di antara dua janggutnya dan dua kakinya, kuberikan kepadanya jaminan masuk surga." Hadist ini meminta kita menjaga dua amanah yang Allah berikan kepada kita yakni sesuatudi antara dua janggut dan dua kakinya.

Menjaga sesuatu diantara dua janggut adalah mulut manusia. Bagaimana menjaga mulut?

Pertama, jagalah ia dari memakan makanan yang haram. Selalulah memakan makanan yang halal saja. Dan ini tidak mudah. 

Kedua, jagalah mulut dari berbicara yang tidak baik atau menggores hati orang lain. Tetapi jika itu adalah nasehat tentang kebaikan tidak mengapa. Karena itu para pendakwah perlu mengatakan kata-kata yang baik secara bijak.

Mungkin perlu meminta maaf, atau tidak menggurui. Kita gunakan metode bertanya atau meminta pendapat jika itu terjadikepada ulama atau orang yang lebih tua dari kita. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun