Sukses menjadi tukang ketik, kami (saya, genma, anak pertama dan anak kedua) bermaksud untuk mengunjungi tempat yang dirindukan umat islam dunia yakni Arab Saudi. Anak kedua ini, Dr Ahmad Affandi Supli, sekarang jadi TKI di Malaysia, beistri orang negeri jiran. Di sana ada Masjid Haram dan ada masjid Nabawi. Tapi kami harus rela menghadapi ujian Allah. Tetapi sebelum ujian diberikan kami diberi nikmat yang banyak.
Nikmat yang kami terima dari Allah adalah nikmat iman dan islam. Ini nikmat yang jauh lenih berharga dari semua yang berharga. Dwngan iman dan islam.kami hidup damai dan tenteram serta ada pegangan jika diberi musibah.
Musibah yang Allah berikan adalah goncangan badai antara London Athena. Baru sekali itu kami mengalami goncangan pesawat yang hebat seumur hidup kami dan itu berlangsung berjam-jam. Selama goncangan pesawat itu juga kami berzikir, berdoa dan beristighfar.
Musibah berikutnya adalah kami harus sabar  karena di paspor kami ada visa salah ketik. Visa umroh tertulis up to 15 desember 1989. Pada hal kami tiba di Arab Saudi pada hari itu. Jadi kami dilarang memasuki Arab Saudi. Kami berikan argumen dua hal. Pertama, itu bukan kesalahan kami yang disengaja tetapi itu kesalahan kedutaanmu di London. Kedua, andai kata tidak ada Mekkah dan Madinah, mungkin kami tidak akan pergi ke sini. Ijinkan kami untuk berumroh dan berziarah ke dua kota itu saja. Allah menggerakkan pihak imigrasi untuk memberi kami surat jalan dan menahan paspor.
Bertemu orang pertamina KSA
Di dalam pesawat Greek Airlines kami ketemu Samir asal Jeddah. Beliau pulang dari seminar di Rome Italia. Beliau menawarkan kepada kami untuk tinggal di rumahnya saja. Istri setuju. Maka kami menginap di rumah Samir. Besoknya kami diantar  Samir ke Mekkah sambil dicarikan Hotel. Oleh Samir kami diberi kue yang besar yang dia dapatkan dari Italia. Jika diingat apakah halal atau tidak kami lupa untuk bertanya tetapi waktu itu kami pasrah saja.
Sewaktu umroh kami bertemu pekerja asal India. Dari pertemuan dalam bus untuk umroh ke luar kota Mekkah itu beliau menjanjikan akan mengirim makanan berupa  ayam Kari ala India. Masyaa Allah ayam karinya banyak dan sedam. Cukup untuk beberapa hari.
Waktu hari pertama datang ke Inggeris tempat saya sekolah yakni kita Bedford, istri saya genma memperhatikan banyak sekali nama toko dengan initial awal H. Dia lalu bertanya "kak, banyak sekali haji di sini?". Saya dengan senyum menjawab "itu bukan haji tapi harry". Mungkin itu adalaah tanda-tanda dari Allah bahwa kedatangan genma dan Ika Kurnia Dewi Supli, anak sulung kami ke Inggeris sudah diajak berfikir  tentang haji.Â
Alhamdulillah itu terjadi 2 tahun lebih sebelum kami sekeluarga melaksanakan umroh ke tanah suci. Lama setelah itu saya dn istri naik haji berdua, lalu umroh ramadhan setelah itu umroh dengan ibu, semua anak dan cucu. Hingga kini saya sekali-sekali mengingatkan cerita lucu itu kepada genma biar memancing senyum genma agar tidak cemberut karena tugas mengajar, rapat dan menguji daring pada zaman mas rona ini.Â
Semoga selamatlah kita semua. Â