Kehidupan keluarga ayah dan ibu juga semakin mapan. Adik-adik sudah jadi guru, atau kariri suami mereka sudah jauh lebih baik. Mereka sudah punya rumah, punya gaji semua. Alhamdulillah.
Dalam keluarga saya, anak-anak mulai kuliah di PTN di kota kami. Yang pertama di kedokteran gigi, yang kedua di Ilmu komputer. Datang lagi yang ketiga menghadap saya mau sekolah. Dia bilang mau ikut program kuliah yang diurus oleh suatu yayasan di negeri Mahathir Muhammad. Saya bilang ok, yang penting kamu benar-benar kuliah.
Saya daftar jadi TKI
Tak lama setelah anak ketiga mau kuliah di negeri jiran, saya menghadap dan berdiskusi dengan pemilik langit dan bumi. Saya curhat kwpada Allah Yang Maha Esa. Ya rabb, saya bersyukur diberi amanah berupa anak-anak yang ingin bersekolah. Walau saya berbohong putih kepada mereka bahwa ada biaya untuk si sulung, ada untuk adiknya dan ada juga untuk adiknya yang mau kuliah di LN. Ya rabb, saya hanya punya Engkau. Semua serahkan pada Mu.
Jujur sejak saya memindahkan keluarga ayah saya ke kota sejak akhir 1980an, saya hanya selalu mengandalkan dua tetes air mata sewaktu tahajud. Puncaknya saya ikut jemaah tabligh yakni huruj fisabilillah pada Maret 2001. Saya ingin menumpahkan air mata kepada Allah selam 40 hari dari mesjid ke mesjid mulai dari Riau, Dumai, nyeberang ke Melaka, terus ke Sri Petaling, terus ke Ya'la Thailand.
2003-2004 Pergi Haji
Sepulang dari Malaysia dan Thailand pada tahun 2001 itu saya mendapat "penyakit" yakni ingin pwrgi haji. Karena selama di Thailand saya menyaksikan betapa orang thailand sangat dimuliakan di tengah penduduk thailand yang mayoritas beragama budha. Di sana orang islam jadi bos. Pekerjanya penduduk non-muslim.
Sewaktu akan berangkat saya mengajak anak dan istri pamit kepada orngtua di Bengkulu. Saya minta direlakan untuk mendahului mereka pergi haji. Dengan ikhlas mereka mengijinkan. Mereka menjaga anak-anak yang ditinggalkan. Alhamdulillah, tahun berikutnya ayah dan ibu dikirim Allah untuk umroh ramadhan. Senang sekali ayah dan ibu bisa umroh bersama teman-teman saya dan tinggal di hotel mewah.
Elegi orang miskin
Ketika pak menteri menyebut orang miskin yang besanan akan menghasilkan orang miskin baru maka saya terkejut bukan kepalang. Kenapa? Karena keluarga ayah saya, keluarga saya, keluarga mertua  saya ternasuk  kategori miskin. Tetapi, baik mertua dan orangtua saya tidak pernah melihat dari kacamata miskin atau kaya untuk dinikahkan. Yang penting calon mantu  sekolah, ada pekerjaan tetap, taat beragama itu sudah cukup. Â
Orang miskin di sekitar kita mestinya kita bantu, kita sayangi. Karena terbanyak pwnduduk surga iru adalah dari golongan miskin. Terbanyak oahala sebagai umat nabi Muhammad saw menyantuni  anak yatim dan orang miskin.  Nabi kita adalah orang yang berpihak kepada mereka yang yatim, miskin dan para penyantun anak yatim dan orang miskin.