Mohon tunggu...
Supli Rahim
Supli Rahim Mohon Tunggu... Dosen - Pemerhati humaniora dan lingkungan
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Elegi Seorang Guru Isman Lubuk Langkap

21 Juli 2020   14:18 Diperbarui: 21 Juli 2020   15:12 102
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Isman saat ini sedang berusaha untuk menanam cengkeh Zanzibar, jengkol dan lainnya. Ketika ditanya apakah dia pandai dalam hal pemupukan dan penanaman, dia mengiyakan pertanyaan saya.  Isman berharap bahwa ke depan ada uluran tangan dari pihak Dinas Peternakan Bengkulu Selatan dan provinsi Bengkulu kepada guru Isman yang telah berjasa mendidik banyak anak bangsa ini. 

Saya mendoakan semoga guru Isman dan banyak guru-,guru honor lain di seluruh Indonesia memperoleh perhatian lebih dari Kementerian Agama setempat. Saya terkejut memperoleh informasi dari teman satu desa dengan guru Isman tentang gaji guru honorer. Saya tanpa sepwngetahuannya menulis artikel kini. Sebagai guru saya shock mengetahui nasib guru-guru honor di banyak tempat yang memilukan ini.

Sempat Memesan untuk Beliau

Kepada guru Isman saya berpesan melalu temannya agar jangan berhenti jadi guru. Saya yakinkan kepadanya melalui temannya bahwa yang membayar honornya adalah Allah swt. Mengajar murid-murid dengan hati akan diberi imbalan yang tidak terhingga oleh Allah. Allah akan mengganti jerih payah beliau di kemudian hari. Mudah bagi Allah untuk mengangkat derajat ybs, saya tambahkan. Siapa tahu suatu saat Allah bukakan hati Bupati, Gubernur dan Kepala Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama RI  meperbaiki penggajian guru honor di seluruh Indonesia. 

Jayalah guru-guru honorer di manapun kalian berada. Saya sendiri pernah diajar oleh guru honorer di desa Lubuk Langkap 50 tahun yang lalu. 

Wallahuaalam.bishawab. Wassww. 

 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun