Mohon tunggu...
Supli Rahim
Supli Rahim Mohon Tunggu... Dosen - Pemerhati humaniora dan lingkungan
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Surat Terbuka untuk Penegak Keadilan

14 Juni 2020   04:31 Diperbarui: 14 Juni 2020   05:38 217
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bismillah,

Saya memohon perlindungan kepada Allah dari godaan syaithan yang terkutuk. Mengajak kita semua untuk bersyukur apa jua keadaan kita. Semoga Allah selalu mengirimkan salam.dan selawat kepada nabi yang agung. Tulisan ini adalah goresan seorang warga negara untuk para penegak hukum di manapun kalian berada.

Saya hanyalah seorang camat

Camat ini sesungguhnya simbol kepala wilayah di bawah walikota atau bupati yang mengayomi banyak pejabat tingkat bawah mulai dari kades atau lurah, RW, RT atau kepala dusun. Camat juga bermakna calon mati berarti sedang mempersiapkan kematian sama seperti pembaca semua. Maka sebagai sesama camat saya ada catatan untuk semua penegak hukum di manapun kalian berada.

Pertama, kalian disumpah dengan kitab suci kalian masing-masing sebagai simbol kalian berbuat, bersikap dan bertingkah laku sesuai dengan maunya Allah, sang pencipta kita yang selalu mengawasi kita di bumi satu-satunya ini. Maka tugas kalian adalah sungguh-sungguh dengan penegakkan hukum bukan main-main sebagaimana anggapan dan keyakinan banyak orang.

Para pencari keadilan terasa mengalami kesulitan ketika proses penyidikan yang lambat, ketika penuntutan yang ringan, dan apalagi pengambilan keputusan hukuman jelas jauh dari rasa keadilan.

Kedua, jika kalian manusia maka ada krwajiban untuk menegakkan keadilan dengan mempedomani alquran karena alquran itu adalah pedoman untuk manusia bukan untuk orang islam saja. Setiap jumaat selalu diingatkan oleh khatib "Sesungguhnya Allah memerintahkan menegakkan keadilan dalam segala hal" termasuk keadilan di mata hukum. Jika si korban menderita seumur hidup maka adalah tidak adil jika hanya satu tahun. Jika bukan pelakunya maka cari siapa yang benar sebagai pelaku. Supaya kita tidak saling curiga. Semua ada ukurannya. Jangan sembarangan.

Dokpri
Dokpri
Ketiga, jika kita mempermainkan keadilan maka berarti kita sedang mengatakan bahwa tuhan itu tidak ada. Pada hal kita berada di negara yang ada Tuhan Yang Maha Esa, jadi itu suatu kejanggalan. Mengatakan tuhan tidak adalah kesyirikan yang besar. Hukumannya sangat berat. Di dunia akan menyebabkan pelakunya tidak akan pernah tenabg alias galau seumur hidup. Belum lagi hukuman di kubur dan di neraka kelak.

Kelima, jika ketidak-adilan itu menimpa kalian penegak keadilan apa yang kalian akan rasakan? Adakah kalian akan merasakan seperti mana hari pak Novel Baswedan rasakan? Belum lagi banyak korban ketidak-adilan itu sejak lama merasakan hal yang sama. Saya yakin kalian semua pasti punya hati dan di dalam hati itu mesti ada rasa.

Keenam, saya menghimbau untuk segera bertaubat karena bisa mengundang azab yang pedih dalam bentuk yang menyakitkan kita baik sebagai bangsa maupun negara. Pelaku ketidak-adilan tidak akan sendirian memperoleh murka Allah jika berlaku tidak adil tetapi meliputi semua misal dalam bentuk banjir, gempa bumi atau makapetaka dahsyat lainnya.

Demikian surat terbuka dari saya. Mohon maaf atas ketidaknyamanan karena penggunaan bahasa yang mungkin pedas di hati kita. Terima kasih atas atensinya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun