Bismillah,
Mari tetap bersyukur apapun kondisi dan keadaan kita. Alhamdulillah. Segala pujian hanyalah milik Allah. Tetap berselawat kepada nabi Muhammad, tanda kita mencintai beliau. Allahumma shaliala muhammad. Tulisan ini mengajak pembaca untuk membayangkan wajah pertanian negeri kita ke depan. Silakan beri diskusi panjang di kolom komen.
Pertanian kita dibandingkan negeri orang
Kalau anda iseng melakukan pencarian di internet tentang dua negara yang jumlah penduduknya sedikit tetapi mereka mempunyai ketahanan pangan yang tinggi. Kedua negara itu adalah Arab Saudi dan Australia. Arab Saudi walau mereka punya lahan padang pasir yang luas tetapi mereka tidak kehabisan akan untuk mempunyai lahan pertanian.yang luas. Apa yang mereka lakukan?Â
Mereka menyewa jutaan hektar lahan di Afrika dan Asia lalu mereka tanam berbagai komoditas pangan untuk selanjutnya dibawa ke negeri Makkah dan Madinah itu.
Beda dengan Australia. Mereka memperluas pertanian mereka di negara mereka sendiri. Sehingga hampir semua produk serelia, susu dan daging di negara-negara Asia adalah hasil impor dari negeri kanguru itu. Kok bisa. Luas lahan pertanian mereka adalah 50 juta orang sedangkan penduduk negara mereka hanya 19 juta jiwa.
Berbeda dengan negara kita. Penduduknya hampir 300 juta jiwa. Lahan pertaniannya hanya 25 juta hektar. Pada hal luas lahan di negeri kita tidak kurang dari 188 juta hektar. Dari gambar di bawah sangat jelas bahwa luas lahan pertanian kita nyaris tak bertambah pada dasa warsa terakhir. Yang berkurang adalah produktivitas dan jumlah petani yang terlibat di bidang pertanian.
![Kompasiana.com](https://assets.kompasiana.com/items/album/2020/05/21/screenshot-20200521-162750-chrome-5ec65439097f3613090f2b22.jpg?t=o&v=770)
Berdasarkan informasi yang layak dipercaya ternyata kepemilikan lahan pertanian para petani kita berkisar dari angka 0 hingga jutaan hektar. Ada keluarga petani yang tidak punya lahan sama sekali dan ini jumlahnya puluhan juta keluarga di seluruh Indonesia. Tapi jangan heran ternyata ada sedikit keluarga yang mempunyai lahan pertanian jutaan hektar.
Walau begitu, belum ada dari eksekutif dan legislatif mulai dari pusat sampai ke daerah untuk melakukan proses reformasi lahan (land reform). Akibat dari kebijakan pemerintah pusat dan pemerintah daerah yang cenderung masak bodoh dalam bidang pertanahan adalah semakin tingginya jurang antara si kaya dan si miskin.
Yang lucunya adalah banyak keluarga petani tak punya lahan sementara lahan milik orang kaya dibiarkan tidur (sleeping land).