Mohon tunggu...
Supli Rahim
Supli Rahim Mohon Tunggu... Dosen - Pemerhati humaniora dan lingkungan
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Liburku ke Tempat Kakek di Kebun Kopi

30 April 2020   14:30 Diperbarui: 30 April 2020   14:52 124
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bismillah,

Alhamdulillah adalah doa yang terbaik. Karena dengan baca kata itu kita sedang mengundang kebaikan dari Allah. Selawat kepada nabi adalah amalan Allah. Allah selalu berselawat kepada nabi Muhammad. Semoga selamatlah kita semua. 

Tulisan ini mencoba menguraikan sejarah masa lalu saya. Saya mau dengar juga masa lalu kalian. Kali ini tentang berlibur di kebun kopi bersama kakek san nenek.

Sawah vs Kebun

Sebagai anak petani maka tempat saya membesar adalah sawah dan kebun.  Ketika lihat sawah ingat masa kecilku sudah diiulis  di sini. Tapi ayah saya rajin membelikan radio untuk saya dan kakek. Kakek saya bernama Merinsan, sementara nenek bernama Muntianan. Pada waktu saya mulai mengerti pentingnya radio saya membeli radio yang bandel. Pada waktu itu phillips adalah radio andalan saya. 

Untuk stasiun radio yang jadi favorit saya adalah RRI Jakarta pada siang hari, RRI Palemban pagi hari dan RTM Malaysia atau Radio Singapore jika pagi sudah menjelang siang.  Sekali sekali ada BBC London.

Bersekolah di Manna

Setelah tamat MIM Lubuk Langkap yang kala itu juga bernama tanjung baru saya dihantar ayah ke SMP Manna Bengkulu Selatan. Setelah itu saya masuk SMAN 1 Bengkulu Selatan di Jalan Duayu Manna Selama di sekolah ini saya banyak dibimbing, diajar dan dididik oleh guru-guru dari daerah lain antara lain dari Jawa, Kerinci, Sumbar dan dari Medan.

Selama di SMPN 1 Bengkulu Selatan saya merasa terbangun kemampuan untuk berbahasa, berpengetahuan umum, berpengetahuan ilmu, agama, pendidikan kewarganegaraan, pasti alam dan sebagainya. Belum terfikir besok dewasa mau jadi apa atau sekolah di mana. Sedangkan sewaktu SMAN 1 Bengkulu Selatan saya mulai punya mimpi. 

Sewaktu di SMA saya banyak membaca tentang senangnya menjadi orang pandai yang bertugas di desa. Menurut pemikiran saya yang namanya orang pandai itu ada menamatkan sarjana, kalau sekarang S1. Dalam buku "Daun-daun menghijau" ada seorang tamatan Universitas ternama di pulau Jawa. Betapa ybs dikagumi oleh gadis desa anak pak kepala desa. 

Sumber: Bengkulu ekspress
Sumber: Bengkulu ekspress

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun