Bismillah, Alhamdulillah, Allahumma Shaliala Muhammad.
Entah dari mana ide yang menginspirasi saya dan istri (Atuk dan gemma) bersepakat bahwa rumah panen hujan yang kami akan bangun ada taman dalam rumah. Taman ini dirancang untuk meneruskan air hujan yang jatuh dan masuknya cahaya matahari pada siang hari.
Mungkin juga ide itu kami dapat ketika kami bertamu di rumah teman di Inggris puluhan tahun yang lalu. Atau juga kami melihat ada bangunan pasar di kota Bedford UK ketika kita jalan-jalan dengan anak-anak sewaktu week end. Tapi jujur memang saya lupa dan demikian juga istri. Yang jelas ada sumbangan faktor U.
Ketika rumah dibangun saya bagian sibuk untuk minta tolong kepada anak laki-laki saya yang kala itu sedang duduk di bangku SMA. Kini dia sudah doktor dan jadi dosen di negeri Jiran. Nak, coba kamu pergi ke rumah  yang beralamat di sana. Kami amati tiru dan modifikasi. Satu lagi kami lihat rumah di sono juga lakukan hal yang sama.
Tanpa di sangka ada teman dekat yang rela membuatkan rancangan rumah dari semua arah. Dan itu gratis. Ruang taman dalam rumah tidak tinggal dari rancangan rumah oleh teman itu.
Fungsi drainase air hujan
Setelah pembangunan di mulai saya minta kepada tukang agar ruang yang dekat dengan ruang makan, kamar dan ruang tengah ini dikosongkan dan tanahnya dikasih tatal karet. Apa gunanya kata tukang pak? Ini untuk menanam tanaman hias. Setelah itu tatal karet diberi batu koral.
Maka ketika hujan lebat taman ini tidak tergenang karena air diresapkan ke dalam tanah dengan cepat.
Fungsi Keindahan
Dari waktu ke waktu berbagai tanaman ditanam oleh istri mulai dari yang warna warni sampai yang hijau. Yang warna warni relatif tidak tahan. Beda dengan tanaman yang hijau dari jenis suplir selalu hijau. Kalaupun tidak disiram dan mati maka mereka akan hidup kembali.
Tanaman berwarna seperti kembang kertas, begonia dan sebagainya relatif tidak tahan. Suplir mendominasi taman dalam rumah ini.