Mohon tunggu...
Supli Rahim
Supli Rahim Mohon Tunggu... Dosen - Pemerhati humaniora dan lingkungan
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Hakikat Kesuksesan dalam Hidup

20 November 2019   06:30 Diperbarui: 20 November 2019   08:40 150
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
diambil dari pictame.com dan diolah pribadi

Maka kesuksesan yang sesungguhnya adalah apabila seseorang sudah dimasukkan ke dalam surga. 

Di dunia ini belum ada orang-orang yang terkategori sukses selain para nabi dan rasul. Nabi-nabi mulai dari Adam as, Nuh,  Yaqub, Luth, Saleh, Ibrahim, Musa, Yahya, Zakaria, Isa dan Muhammad saw adalah contoh-contoh manusia sukses. Mereka dipuji oleh Allah SWT sebagai orang Soleh, orang taqwa, orang taat, orang yang didekatkan kepada Allah SWT. 

Ada lagi orang-orang yang terkategori sukses di mata Allah SWT. Mereka itu antara lain ashabul Kahfi, para sahabat nabi, para pejuang agama Allah, para shidiqin, para solehin, para Mutaqqin dan para peminta ampun di waktu sahur. Orang sukses sesungguhnya itu adalah apabila sudah dimasukkan Allah ke dalam surga. 

Orang yang seperti apa yang dijamin masuk surga? Itulah mereka yang tidak menentang Allah, tidak menentang agama Allah, tidak menentang utusan Allah. 

Maka sebagai penutup tulisan ini, penulis menghimbau para pembaca agar melakukan koreksi tentang kriteria orang sukses yang sesungguhnya. Janganlah kita termasuk ke dalam kriteria orang-orang sukses dalam 3 ta tetapi termasuk orang yang dilaknati Allah. Tidak dilarang untuk sukses dalam tahta, harta, wanita dan ta lainnya. Tapi jangan sampai kita memperoleh murka dan nerakanya Allah SWT. 

Selalulah introspeksi diri apakah kita  menyekutukan Allah atau tidak, apakah kita mentaati perintahnya atau tidak. Jika kita menyekutukan Allah dengan sengaja atau tidak maka bertaubatlah segera. Jika kita tidak mentaati Allah maka segeralah mentaatiNya. 

Gagal di dunia tidak seberapa dan nasih ada waktu memperbaikinya. Tetapi gagal di akhirat, tidak ada kesempatan untuk melakukan koreksi. Maka kita akan menyesal selama-lamanya. Nauzubillah minzalik. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun