Peneliti lain adalah Ayu Permatasari dkk. Mereka menemukan kenyataan bahwa sedikitnya penduduk Pulau Panas Tanjung Sakti Lahat yang menggunakan WC yang sudah dibangun karena sikap dan perilaku penduduk yang terbiasa buang air di sungai dan pegawai kesehatan setempat yang kurang memberikan penyuluhan tentang pentingnya penggunaan jamban keluarga.
Yunita Eliyani dkk meneliti kejadian stuntung pada anak Sekolah Dasar di kelurahan 24 Ilir Palembang. Kejadian stunting timbul karena buruknya sanitasi lingkungan.
Nora Wahyuni dkk juga meneliti sanitasi lingkungan dan personal hygiene yang mempengaruhi infeksi cacing pada anak pra sekolah di Keramasan Palembang. Peneliti ini menyimpulkan bahwa penggunaan alas kaki dan pemberian obat cacing dapat secara nyata menekan kejadian infeksi cacing.Â
Kepatuhan ibu terhadap program imunisasi pada anak-anak di bawah 5 tahun diteliti oleh Lismasari Handayani dkk. Â Faktor-faktor penting terungkap yang mempengaruhi kepatuhan ibu terhadap imunisasi adalah pengetahuan ibu, pekerjaan ibu dan peran pegawai kesehatan.
Dari sejumlah aspek kesehatan lingkungan yang diteliti oleh kelompok peneliti di ppskm Bina Husada Palembang masih meninggalkan banyak lubang yang masih terngagah dan perlu difikirkan pada yang akan datang.
Pengelolaan sampah perkotaan dan pedesaan masih jauh dari sempurna dan tuntas. Penataan ruang daerah perkotaan dan pedesaan yang kumuh perlu dicarikan jalan keluar yang bijaksana. Kumuh sama dengan tidak sehat mestinya harus diperangi sampai tuntas.
Pembuangan air limbah pada daerah pemukiman masih jauh dari tertangani dengan baik. Â Apalagi pada daerah kumuh. Prilaku buang sampah sembarangan dan buang air sembarangan masih perlu diteliti, dicarikan alternatif yang memadai supaya tidak berlarurt-larut.Â
Pendek kata masih banyak tugas semua pihak yang berkaitan dengan pengelolaan kesehatan lingkungan ini. Kesubungguhan dan kesabaran semua pihak yang terkait selalu didambakan demi terwujudnya lingkungan yang sehat di manapun berada.Â
Semoga maju dan jayalah negeriku, Indonesia.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H