Minggu ini adalah Minggu ke enam saya masuk di mata kuliah yang saya ampu di Magister Kesehatan Masyarakat Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Masyarakat (PPSKM STIK) Bina Husada Palembang.Â
Hari itu saya memberikan kuliah dengan metode Student-centered learning. Saya mencoba melemparkan masalah dalam perkuliahan itu tentang bagaimana cara atau langkah-langkah pembuatan uang tanpa uang.
Sebagian mahasiswa mengernyitkan muka tanda tidak senang dengan materi tersebut. Â Tapi ada banyak yang senang. Menurut yang tidak senang, tidak ada yang tanpa modal jika ingin memperoleh uang. Iya pak, impossible, kata mahasiswa lainnya.
Saya tidak marah tetapi menunjukkan raut muka yang gembira kepada mereka. Saya cerita pada mereka bahwa suatu masa dulu saya teringin sekali pergi haji, tetapi uang gak punya. Punya si punya, tetapi belum ada porsi untuk pergi haji.
Apa yang saya lakukan? Saya bertanya kepada para mahasiswa. Saya mendatangi sekolah-sekolah di sekitar tempat saya tinggal. Saya menawarkan penjualan kapling tanah. Yang saya bawa adalah peta penataan ruang tanah kapling. Ini jalan masuk, ini jalan dalam kapling dan ini nomor kapling.Â
Sesampainya di sekolah-sekolah itu para guru-guru menyatakan mau beli tanah kapling tersebut. Ada SDI azzahrah, ada TK Azzahrah. Menurut mereka bahwa jumlah kapling tersebut tidak cukup. Lalu saya memasukkan dua parsial tanah tetangga. Setelah terjual baru saya bayar. Itulah contoh usaha membuat uang tanpa uang. Selain bisa pergi haji untuk suami istri, penjualan tanah kapling itu bisa untuk memasukkan anak saya yang kuliah di fakultas kedokteran gigi di PTN kota kami. Â
Sementara itu mahasiswa saya "paksa" untuk berfikir keras dan sayapun pamit meninggalkan mereka untuk pergi sebentar pulang ke kantor. Â Selama lebih kurang 10 menit saya kembali lagi ke kelas.Â
Setelah beberapa saat saya meminta mereka memaparkan rencana usaha mereka membuat uang tanpa uang.
Satu demi satu mahasiswa memaparkan rencananya. Â Subhan yang pertama presentasi tentang usaha membuang tanpa uang. Dia dalam waktu dekat akan bergabung dengan sebuah perusahaan properti yang dia kenal. Dia akan melakukan pemasaran rumah-rumah yang sedang dan akan dibangun di perumahan tersebut. Strategi pemasarannya dengan berbagai cara. Dia akan memakai FB, WA, direct selling dan kain-lain.
Riani atau Rere, mahasiswa berikutnya memaparkan usaha membuat uang tanpa uang. Dia akan memasarkan hasil produksi para crafter binaan di kantornya juga dengan berbagai cara. Selain FB, WA, Rere akan memasarkan langsung kepada konsumen.
Shella mahasiswi asal Pagar Alam menjual produk bodylotion. Dia sudah sukses menjalankan bisnis penjualan bodylotion ini melalui grup WA, FB, dan SMS. Shella juga menjual produk tersebut melalui direct selling. Hasan mahasiswa asal PALI merancang usaha membuat uang tanpa uang dengan jalan kerjasama dengan usaha frenchice minuman dan moda transportasi dengan aplikasi.