Bismillah,
Allah Swt. tidak menurunkan al-Quran kecuali agar ia menjadi petunjuk bagi orang-orang yang bertakwa serta obat penyakit hati mereka. Dalam upaya mencapai petunjuk tersebut, ada beberapa cara yang ditempuh oleh al-Quran. Ada kalanya melalui hukum, melalui akhlak, melalui keajaiban dan bahkan ada kalanya melalui cerita.
Harus kita yakini bersama, bahwa kisah yang dituangkan dalam al-Quran bukanlah kisah biasa. Ia adalah kisah terbaik yang di dalamnya mengandung pelajaran, bagi orang-orang yang berfikir dan mempergunakan hatinya untuk mencapai hidayah Allah. Salah satu kisah yang terdapat dalam al-Quran adalah kisah pertemuan antara nabi Musa As dengan Nabi Khidir As.
Kisah ini berawal ketika Nabi Musa As. mengajarkan berbagai ilmu kepada Bani Israil dimana mereka sangat kagum dengan keluasan ilmunya. Saat itu ada yang bertanya kepadanya: “Wahai Nabi Allah, adakah di dunia ini seseorang yang lebih berilmu daripada engkau?” Nabi Musa menjawab: “Tidak.”
Sebenarnya jawaban ini tidak salah, karena ia didasari pengetahuan yang ada pada beliau, sekaligus sebagai dorongan agar mereka semakin senang menimba ilmu darinya. Akan tetapi Allah segera menegur beliau dan mengabarkannya bahwa masih ada seorang hamba-Nya yang ilmunya lebih banyak dari nabi Musa As. Ia tinggal di daerah pertemuan dua laut.
Mari kita simak cerita tersebut secara rinci sebagaimana dituturkan oleh al-Quran surat Al-Kahfi ayat: 60-82.
“Dan (ingatlah) ketika Musa berkata kepada (muridnya): "Aku tidak akan berhenti (berjalan) sebelum sampai ke pertemuan dua buah lautan; atau aku akan berjalan sampai bertahun-tahun. Maka tatkala mereka sampai ke pertemuan dua buah laut itu, mereka lupa akan ikannya, lalu ikan itu melompat mengambil jalannya ke laut itu. Maka tatkala mereka berjalan lebih jauh, berkatalah Musa kepada muridnya: "Bawalah ke mari makanan kita, sesungguhnya kita telah merasa letih karena perjalanan kita ini."
Muridnya menjawab: "Tahukah anda tatkala kita mencari tempat berlindung di batu tadi, maka sesungguhnya aku lupa (menceritakan tentang) ikan itu dan tidak adalah yang melupakan aku untuk menceritakannya kecuali syaitan dan ikan itu mengambil jalannya ke laut dengan cara yang aneh sekali."
Musa berkata: "Itulah (tempat) yang kita cari". Lalu keduanya kembali, mengikuti jejak mereka semula.
Lalu mereka bertemu dengan seorang hamba di antara hamba-hamba Kami, yang telah Kami berikan kepadanya rahmat dari sisi Kami, dan yang telah Kami ajarkan kepadanya ilmu dari sisi Kami.
Musa berkata kepada Khidhr: "Bolehkah aku mengikutimu supaya kamu mengajarkan kepadaku ilmu yang benar di antara ilmu-ilmu yang telah diajarkan kepadamu."