Mohon tunggu...
Supli Rahim
Supli Rahim Mohon Tunggu... profesional -

Sejak 2007 terus menerus mengembangkan sistem pendidikan dan pengajaran menggunakan ICT terpadu (weblog), rumah panen hujan serta model pengelolaan limbah domestik dengan teknologi rawa buatan. Saat ini anggota partai mengajak ke syurganya Allah, pensyarah dan peneliti; Ketua Lembaga Penelitian Universitas Palembang

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Amalan Baik Tidak Memasukkan Kita ke Surga

5 November 2009   15:34 Diperbarui: 26 Juni 2015   19:26 1727
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

Bismillah. Wah bagaimana ini? Kita semua sudah merasa banyak sekali rasanya beribadah- beramal baik. Lantas tidak akan memasukkan kita ke surga. Apa-apaan ini? Tunggu sabar...sabar.. Orang sabar bersama Allah. Ikuti cerita selanjutnya.

Rasulullah SAW bersabda, "Perbuatan (baik) seseorang tidak akan pernah memasukkannya ke surga." Mereka (para shahabat) bertanya, "Apakah tidak juga termasuk engkau, wahai Rasulullah?" Beliau SAW menjawab, "Tidak juga aku, kecuali Allah melimpahkanku dengan fadhl dan kasih sayang. (Untuk itu) tetaplah moderat (tawassuth) dalam beramal (tidak berlebihan dan tidak juga lalai) dan tetaplah beramala dengan yang termudah (jika kalian tidak mampu melakukan dengan cara yang paling sempurna agar rahmatNya tercurah kepada kalian)." * (HR. Al Bukhari)

Dikisahkan, ada seorang hamba Allah dari kalangan Bani Isra'il yang selalu beribadah kepada Allah selama lima ratus tahun. Ketika hari kiamat tiba Allah berfirman kepadanya, "Wahai hambaku fulan bin fulan,. Masuklah ke dalam surga dengan rahmatku."
Merasa sudah melakukan ibadah begitu banyak dan lama hamba itu berkata memohon, "Ya Allah. Jangan masukkan aku ke surga atas dasar rahmatMu, tetapi masukkanlah aku ke dalam surga atas dasar amal baik dan ibadahku selama ini.
Atas permintaan itu, Allah memerintahkan malaikat untuk mengkalkulasi amal kebaikannya. Perhitungan dimulai dari nikmat terkecil yaitu nikmat mata yang telah Allah berikan. Alhasil setelah malaikat melakukan perbandingan jumlah nikmat mata yang diberikanNya dan jumlah amal kenaikan yang pernah dilakukannya ternyata jumlah mikmat mata yang diberikan lebih banyak. Pahala amal kebaikan hamba itu tidak mencukupi untuk membayar nikmat mata saja. Sementara malaikat belum memulai perhitungan dan perbandingan nikmat-nikmat Allah yang lain yang pernah diberikan kepadanya - anak, ilmu, harta, jabatan dan lain-lain.

Berdasarkan perhitungan ini lalu Allah memerintahkan malaikat agar memasukkannya ke dalam neraka. Namun si hamba kembali memohon kepada Allah, "Ya Allah. Kalau hasilnya seperti itu, baiklah. Masukkan aku ke dalam surga atas dasar kasih sayangMu." Dengan rahmatnya juga Allah mengabulkan permintaannya ini. Hamba itu pun memuji Allah.

Pelajaran dari kisah di atas:

1.  Selalu menyerahkan segala sesuatu kepada kasih sayang Allah. Jangan berbangga diri dan merasa cukup hanya dengan mengandalkan amal kebaikan karena kasih sayang Allah lebih banyak dibandingkan dengan amal kebaikan seorang manusia terbaik sekalipun. Tanpa kasih sayangNya perbuatan baik yang kita lakukan tidak pernah mampu membawa kita masuk ke dalam surgaNya.

2. Tetaplah rajin melaksanakan perbuatan baik kepada Allah dan sesama. Kata fa saddiduuistidrak) terhadap adanya kemungkinan disalahpahami bahwa perbuatan baik tidak memberikan efek sama sekali. Perbuatan baik tetap diperlukan karena itu adalah sarana untuk mendapat rahmatNya yang membuat seseorang masuk ke surgaNya.

3. Dalam kondisi malas sekalipun, tetaplah mendekatiNya. Ketidakmampuan kita mempersembahkan yang terbaik bukan alasan untuk tidak mendekatiNya, fa qaaribuu.

Satu hal yang menarik dicermati di sini adalah meskipun Rasulullah SAW dilimpahkan kasih sayang beliau SAW tetap saja melaksanakan ibadah secara rutin dan sungguh-sungguh, bahkan kedua kakinya sempat mengalami bengkak-bengkak akibat lama berdiri di malam hari. Ketika ditanya mengapa engkau yang sudah dijamin masuk surga ya rasulullah? Beliau bersabda: "bolehkah saya menjadi hamba yang bersyukur". Nah pembaca, semakin jelas kan bahwa teladan kita saja - rasulullah- mengajari bahwa sepantasnyalah jika kita selalu bersyukur dan bersyukur. Wallahualam bisahawab.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun