Bismillah,
Derajat kesehatan masyarakat sangat ditenrukan oleh 4 faktor utama yakni keturunan, prilaku, lingkungan dan pelayanan kesehatan. Meminum jamu gendong bagian dari prilaku keluarga saya terutama saya untuk menjaga imunitas dan kebugaran. Jamu gendong langganan saya dari kelompok pahit plus jenis kunyit, jahe dan kencur. Tulisan ini mengungkapkan keterkaitan kesehatan masyarakat, lingkungan dan minum jamu gendong.
Langganan jamu gendong
Di lingkungan perumahan pemukiman Bukit sejahtera ada banyak anggota kelompok masyarakat yang menjaga kesehatan melalui upaya minum jamu gendong secara teratur. Setiap sejumlah mbok Jamu gendong datang dari luar komplek tersebut mwmbawa bakul jamu. Ada yang pakai sepeda ada yang jalan kaki. Masing-masing mereka ada langganan.Â
Seorang penjual jamu katakanlah mpok Sutini sudah berjualan jamu gendong di Komplek perumahan kami sekitar 27 tahun. Pada hal komplek tersebut sudah lebih dari 30 tahun. Ini berarti bahwa mpok jamu itu sudah menjadi bagian yang tak terpisahkan dari perjalanan hidup manusia di komplek tersebut. Ketika ditanya apa alasan para pelanggan meminum jamu mpok Sutini menjelaskan bahwa jamu yang dia buat berfungsi sebagai upaya pengobatan dan upaya pencegahan dari sakit.
Sakit yang bisa dicegah dan diobat dengan mengkonsumsi jamu secara teratur adalah masuk angin, flu dan badan lesu serta kecapekan. Menurut mpok Sutini pelanggannya terjaga kesehatan mereka berkah selalu aktif mengkonsumsi jamu gendong miliknya.
Proses pembuatan dan keuntungan
Pembuatan jamu milik mpok Sutini yang asal Tangerang itu dilakukan sebagai berikut. Pertama dia pergi ke pasar membawa uang Rp 800 ribu. Dari uang twrsebut dia membeli bahan jamu dari jenis jahe merah, jahe putih, kunyit, temu lawak, kencur, gula merah, garam dll. Bahan ini dicadangkan cukup untuk 15 hari.Setiap hari pada malam hari dia membersihkan dan meracik jamu gendongnya dengan peralatan tradisional berupa bayu giling dan blender.Â
Hasil penggilingan bahan direbus dan dibiarkan beberapa saat sebelum dituangkan ke dalam.botol jotol. Begitulah setiap malam. Paginya dia membawa jamu gendong itu ke rumah para langganan. Sesudah itu dia menjewal bebas keliling komplek.
Berdasarkan penuturan mpok Sutini penjualan jamu yang dia bawa setiap hari terkumpul uang sekitar Rp 200 ribu setiap pagi. Ini berarti selama 15 hari omset penjualannya mencapai nilai Rp 3 juta. Dari uang itu dia mampu menyekolah anak dan cucunya. Mpok jadi sehat secara jasmani dan rohani secara secara ekonomi dan sosial.