Mohon tunggu...
Supli EffendiRahim
Supli EffendiRahim Mohon Tunggu... Penulis - pemerhati lingkungan dan kesehatan
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Orang biasa yang ingin jadi orang baik di mata Allah

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Urutan Logis Dalam Mencari Rezeki: Halal, Baik dan Luas

2 Juni 2021   02:09 Diperbarui: 2 Juni 2021   03:53 695
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bismillah,

Islam merupakan agama lamgit yang diturunkan kepada manusia sejak nabi Adam as. Jadi sangat keliru jika ada yang beranggapan bahwa islam dibawa nabi akhir zaman, Muhammad saw bin Abdullah bin Abdul Mutholib. Nabi Muhammad ditugaskan untuk menyempurnakan risalah kenabian di muka bumi, sebagai penutup para nabi. Tulisan ini mengupas salah satu ajaran islam dalam alquran tentang urutan logis mencari rezeki.

Rezeki itu yang utama mesti halal 

Apa itu halal? Halalan dalam bahasa Arab bermakna tidak haram, baik dalam cara mendapatkan rezeki atau dalam kandungan materi dari rezeki itu. Jika itu makanan maka halal itu dari konteks cara mencari makanan  itu bukan hasil riba dan bahannya bukan dari barang yang tidak boleh dimakan misalnya daging babi, darah dan barang najis lainnya.

Rezeki itu mesti baik

Rezeki yang boleh kita pakai, gunakan konsumsi mesti baik. Baik di sini adalah tidak menjijikkan, tidak mengandung racun, tidak membahayakan dan aman. Rezeki yang halal saja tidak cukup tetapi bukan diperoleh dari hasil menzalimi orang lain. Rezeki yang baik bukan dari hasil korupsi, menipu atau sejenisnya. 

Rezeki itu boleh banyak

Jika rezeki itu halal dan baik maka boleh jumlahnya banyak. Rezeki itu mirip dengan kondisi di mana kita mampir di mini market atau hipert market. Kita mengambil keperluan untuk digunakan di rumah, di kantor atau di mana yang kita mau. Jika halal dan baik maka masih harus dibawa melewati kasir. Sang kasir akan mengecek apakah daftar belanjaan kita termasuk kategori halal dan baik seperti tanggal kadaluarsanya dll. Tetapi jika kita memperoleh daftar belanja dengan cara menipu dan kita mengambil barang dengan menyembunyikan dalam baju, tas, dll maka  kita akan menghadapi konsekuensi dari hasil perbuatannya. Jika tidak mencuri maka jelas sekali bahwa perjalanan menuju kasir dirasakan aman dan nyaman saja. Tetapi jika ada manipulasi, korupsi dan penipuan maka akan berhadapan dengan satpam yang sangar atau pemilik mini market yang akan marah kepada kita.

Perlu kehati-hatian

Semua kita kita ketika mengambil barang di Mini market mesti jujur, hati-hati dan tidak mencuri barang. Ketika kita tak jujur akan susah ketika antri melewati kasir. Jika kita berbuat dalam market itu maka pembeli barang belanjaan yakni  kita akan tidak tenang.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun