Bismillah,
Hidup manusia hanya menjalani siklus hidup. Sebelum dilahirkan anak manusia dikandung 9 bulan 10 hari lebih atau kurang di perut ibu mereka. Selama itu pula anak manusia berada di dalam rahim para ibu.Â
Dengan kasih sayang para ibu dan ayah kita anak manusia menjalani pembentukan raga kita dan bahkan ruh kita. Hari demi hari kita makin besar dalam perut ibu, sementara para ibu mengalami penambahan beban, mengurangi ruang untuk bernapas, mengurangi kebebasan bergerak, mengurangi makan sembarang makanan karena bisa berbahaya kepada para janin, yakni kita.Â
Karena itu tidak mengherankan bahwa kita mesti mengabdi kepada ibu kita 3 kali lebih banyak kepada ibu kita dibanding kepada ayah kita. Tulisan ini memaparkan tentang kegiatan ngemong cucu oleh kakek/nenk di masa sepuh mereka.
Kakek/Nenek Suka Bercerita
Kakek/Nenek yang tidak bekerja lagi atau sudah pensiun memang mengalami masa yang indah jika ingin ngemong cucu, yang sebagian para lansia menyebutnya "ngemce" (MC). Hanya persoalan yang timbul adalah bahwa kakek/nenek mungkin kaki, tangan, badan sudah mulai tidak kuat lagi. Mata sudah kabur, tulang mulai lentur, gigi sudah pada mabur dan tenaga sudah kendur. Namun secara lahiriah dan batiniah senang sekali ngemong cucu.Â
Pengalaman penulis diemong oleh kakek memang senang sekali. Bahagia sekali sekali bila berada dalam canda, kerja, tidur, mencari ikan, dan pergi untuk suatu tujuan. Kakek penulis selalu bercerita di sepanjang jalan, selama bekerja, selama menunggu waktu dan selama bersama para cucu.
Kakek saya senang sekali cerita para nabi, cerita tentang orang saleh, cerita rakyat, cerita lainnya. Kakek penulis menceritakan cerita para nabi dengan runut, dengan runtut sehingga penulis dapat mengulang kembali ceritanya dengan lancar.
Kakek penulis juga menceritakan cerita rakyat seperti cerita si pahit lidah, cerita si mata empat dan sebagainya. Ketika menceritakan cerita rakyat penulis dan kakek saling berinteraksi tentang cerita tersebut dengan penuh canda, tawa dan diskusi. Sungguh hidup bergaul dengan kakek/nenek sangat menyenangkan. Tak kan terlupakan walau kakek nenek sudah tiada. Di manapun berada penulis selalu ingat canda dengan kakek.
Penulis dan cucu
Penulis saat ini sudah memiliki banyak cucu. Dari anak pertama, seorang doker gigi penulis punya tiga cucu. Dua laki-laki, satu perempuan. Jika bertemu yang penulis nikmati adalah cerita dan belanja. Waktu cerita mereka banyak tanya lalu penulis menerangkan apa-apa yang ditanyakan oleh sang cucu. Belakangan cerita dengan cucu diganti dengan main game.Â