Bismillah,
Adalah Dr Ahmad Affandi Supli, putra satu-satunya dalam keluarga penulis berlibur di rumah penulis sejak bulan lalu yakni Januari 2023. Beliau ambil cuti atau "annual leave" dari universitas tempat dia mengajar di Malaysia. Selama libutan banyak agend keluarga yang terjadi sebagai berkah kehadiran beliau di dalam keluarga besar kami antara lain pulang ke kampung krlahiran penulis walau hanya 1 jam lebih, pergi mengunjungi kampung abang istri penulis di lampung, berwisata ke pulau dan laut, dan minta tambal gigi di klinik kakaknya di Plaju Palembang.Â
Pulang marathon ke Bengkulu
Penulis sudah lama sekali ingin pulang kampung melalui darat dengan kendaraan sendiri. Alhamdulillah berkah kedatangan anak dari rantau itu penulis berhasil membujuk ybs untuk pulang ke kampung dengan kendaraan sendiri. Biar beliau tahu di mana kampung ayahnya. Ternyata beliau kagum dengan penderitaan ayahnya yang dilahirkan di kampung yang sangat jauh dari kota di mana dia dibesarkan. Apalagi kota kelahiran beliau adalah di Bedford Inggeris ketika ayah beliau melanjutkan studi. Adik Ahmad juga lahir di kota yang sama.
Anak ini sakit gigi sejak dari Malaysia dan bermaksud untuk dirawat di klinik kakak sulungnya yang dokter gigi. Sebelum ke Bengkulu beliau melakukan perawatan giginya yang bolong dan cabut akar gigi yang sudah goyang. Lalu melakukan "pretreatment" untuk gigi yang akarnya sangat kuat. Â Ketika Ahmad dicabut akar gigi untuk kesekian kali oleh kakaknya drg Ika Kurnia Dewi Supli, dibantu coas gigi Maharani adiknya sendiri, beliau menjerit sekuat-kuatnya. Sakiiiiiit. Diingatkan oleh kakaknya Ika, gak malunkamu Mad, banyak orang. Gak katanya, memang sakit betul. Ahmad bilang kepada penulis bahwa dia akan taubat dari melakukan maksiat dan akan banyak berbuat baik. Penulis sudah mengingatkan beliau bahwa jangan mau dicabut gigi yang sangat kuat. Bisa-bisa tercabut nyawamu.
HikmahÂ
Banyak sekali hikmah dari kejadian sakit giginya anak itu salah satunya bahwa kita mesti menyadari bahwa jangan mencabut gigi yang tidak sakit. Sakit gigi yang akarnya masih kuat jika dicabut sangat membahayakan keselamatan kita. Itu dibenarkan oleh anak penulis yang mengalami sendiri kejadian tersebut.
Jayalah kita semua.
Â