Bismillah,
Penulis diberi kesempatan oleh Allah pagi ini bersama keluarga untuk melihat dan menyaksikan tanda-tanda kebesaran Allah, penciptaku dan kita semua. Pencipta langit dan bumi. Kami dibawa ke laut melalui pantai menuju pulau-pulau dengan perahu kayu bermesin diesel yang berisik.
Gunung, lautan dan langit
Ketika perahu panjang 15 m lebar 2,5 m dan dalam 2 m ini menengah ke laut maka makin jelas dan nyata betapa kecil diri ini. Seakan membisikkan kepada penulis: "Supli siapa dirimu?". Penulis meneteskan air mata betapa dia hanya sebuah butir debu berada di atas air di samudera Hindia, di bawah kaki bukit barisan, di sebelah pulau-pulau dan di bawah kolong langit.
Jika Allah berkehendak tidak ada yang bisa menghalangi kehendak Allah. Sambil air mata terus menetes betapa hamba ini sering atau sempat menyombongkan diri melalui sifat malas beribadah, malas berdakwah, malas berbuat baik, malas berzikir, malas menolong lain, malas beristighfar dan malas lainnya.
Banyak rezeki dari Allah
Dari laut Allah selalu memelihara dan mengirim makanan dan perhiasan untuk penulis dan keluarga juga kepada para pembaca semuanya. Ikan laut, ikan teri, mutiara, udang, ikan asin, ombak, awan hujan, pemandangan yang indah, angin dll.
Dari gunung Allah kirim banyak rezeki untuk penulis, keluarga dan para pembaca semua berbagai jenis buah, sayur, air tawar, batu, pasir, tanah subur, batu akik, teh, kina, herbal, kayu, dll.
Dari langit Allah kirim keberkahan berupa hujan yang menumbuhkan berbagai tumbuhan, buah, sayur, herbal, hidayah, keberkahan dll.
Siapa diri ini?
Sementara kapal terus bergerak menuju destinasi yang dituju, mata terus meneteskan air mata, hidung meler sambil menuliskan perasaan haru, syukur, zikir, fikir akhirat, sabar dan tawakal padaNya. Sementara nakhoda perahu tidur di belakang kami ada wakil nakhoda di depan yang tegar melihat arah perahu.