Bismillah,
Dengan rasa haru dan tanpa disadari air mata penulis menetes sewaktu menelpon guru dan kepala sekolah kami di SMAN 1 Bengkulu Swlatan. Beliau adalah Drs Noor Sardjito yang saat ini tinggal di Yogyakarta. Beliau tinggal di komplek perumahan belakang Universitas Muhammadiyah Yogyakarta. Â Pak Noor adalah sosok guru yang smart, mengajarnya telaten. Beliau mengajar Ilmu Kimia. Tulisan ini mengeksplor cerita enak-enak beliau waktu bertugas di Manna Bengkulu Selatan.
Diundang bupati Buldani
Penulis bertanya kepada pak Noor yang kini berumur 74 tahun kenapa bisa "terdampar"di Manna Bwngkulu Selatan? Beliau menjawab bahwa beliau diundang oleh Bupati Buldani bupati Bengkulu Selatan kala itu. Bersama dengan pak Noor adalah Drs Ngatidjo dan pak Djuwari. Â Pak Noor guru kimia, pak Nga guru ilmu pasti dan pak Djuwari guru Biologi.
Waktu sampai di Manna ketiga guru ini dingkat bupati sebagai guru honor daerah atau Honda selama 1,5 tahun. Setelah itu mereka jadi guru PNS. Selama ini kami beranggapan bahwa ketiga guru tersebut adalah guru BUTSI sebagaimana pak Ruadi, pak Asuki dll. Ternyata mereka diundang langsung oleh pak Bupati kala itu melalui IKIP Yogyakarta segera setelah mereka tamat Sarjana Muda.
Leadershipnya bagus
Di mata pimpinan dan di mata para murid pak Noor punya kemampuan memimpin yang baik dibanding sejawatnya. Yang nampak dari kami para muridnya adalah bahwa pak Noor punya disiplin yang tinggi, bicaranya yang perlu saja dan berwibawa. Waktu penulis tamat SMA beliau masih menjabat sebagai pejabat harian kepala Sekolah karena Drs Muchsin Rauf meninggal dunia. Pak Noor selanjutnya menjadi kepala sekolah di SMAN 2 Bengkulu Selatan.
Harapan kepada murid
Pak Noor mengharapkan kepada para murid beliau yang masih bertugas agar menjadi pejabat yang jujur.Â
Beliau bersyukur dan bangga banyak sekali para murid beliau yang sudah jadi doktor dan guru besar dan memegang amanah sebagai pejabat di kementerian lembaga di seluruh Indonesia.Â