Bismillah,
Dunia ini selalu merupakan keseimbangan antara yang nampak dan tak nampak. Laut yang dalam.pasti bertetangga dengan gunung tinggi. Lihatlah palung Sulawesi yang dalam.tak jauh daei Pegunungan Himalaya di Asia.
Demikian juga keberhasilan nabi Muhammad sebagai nabi dan raaul karena ada sosok Khadijah dan Aisyah yang rela berkorban, di.samping ada Abu Bakar, Usman dan Ali. Demikian juga dalam keluarga pensiunan Polisi Brimobda Lupyar Asul ada Liswiwati Rahim, Wanita besi yang keras mendidik anak-anaknya.
Lismiwati anak tengah
Lismiwati dalam keluarganya adalah anak tengah dari 7 bersaudara. Dia di atasnya dan 4 di nawahnya. Waktu pindah ke Palembang Lis demikian dia dipanggil di dalam keluarga dimasukkan kuliah oleh abangnya di Fakultas Ekonomi sebuah PTS Bukit Besar.
 Selama 3 bualan dia jalani kuliah di sana tetapi akhirnya dia memberitahu orangtua dan ayahnya untuk menikah dengan seorang brigadir Brimobda Sumsel asal Bengkulu Selatan. Walau kecewa abangnya mengizinkan bahkan menjadi wali nikah adiknya itu.
Keras dalam mendidik anak
Lismiwati tidak memberi ruang kepada anaknya untuk malas belajar dan berpaxaran atau mengikuti program jalan-jalan ealau diorganisir oleh sekolah. Lis memberi tahu anaknya: "tidak usah nak, pikirkan ayahmu yang berat emncari uang untuk kalian." Kita perlu berhemat ujtuk kalian melanjutkan sekolah ke jenjamg yang lebih tinggi.
Lis  dan suaminya pak Lupyar punya 4 anak, 3 laki-laki, satu perempuan. Anak pertama di Brimobda Bengkulu, anak kedua di Polda Banren, anak ketiga punya bisnis yang lumayan maju dan anak keempat sedang mengikuti pendidikan ikatan dinas di pulau Jawa.
Sering diundang anaknya di Jawa